Memasuki Musim Kemarau, Petani Sayur Mulai Kesulitan Air
--
Radarlambar.bacakoran.co - Petani sayuran di Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, sejak satu bulan terkhir terpaksa membeli air untuk menyirami tanamannya. Karena, selama memasuki musim kemarau ini, para petani di kelurahan pasar liwa kesulitan mendapatkan air untuk tanaman sayuran.
“Untuk mendapatkan air yang digunakan untuk menyirami tanaman sayuran ini, tepaksa harus membeli air,” kata Nasir, salah satu petani sawi di Kelurahan pasar liwa, kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat Rabu 28 Agustus 2024.
Nasir mengatakan, dirinya sudah membeli air sebanyak 5.000 liter untuk mengairi lahan kol yang ditanam di lahan seluas 3.000 meter persegi. Biaya setiap kali beli air sebesar Rp100.000.
Sedangkan, satu bak penampungan air di kebun berisi 1000 liter air habis dalam satu hari untuk mengairi lahan pertanian seluas 3.000 meter yang ditanami kol “ Sekitar satu minggu terakhir, tanaman kol ini tidak saya sirami. Karena, jika disiram terus ruginya banyak,”ujarnya.
Namun, setelah satu minggu tanaman kol tersebut tidak disiram air, pertumbuhannya terhambat dan banyak ulat sehingga produksi kolnya terancam gagal panen.
Kemarau musim ini semakin menambah berat beban para petani, karena harga kol saat ini relatif rendah, yakni berkisar Rp 1.800 per kilogramnya itu masih kotor belum di potong karung dan upah yang motong.
“Jika harga kol di bawah Rp.2.500 petani tidak mendapat apa - apa, apalagi harga Rp.1.800 dan air harus membeli juga maka petani sayur seperti kami ini merugi"
Kami berharap kepada pihak terkait agar memberi solusi untuk mengatasi kekurangan air bagi petani sayur seperti kami ini.katanya.(adi)