MSG atau Micin Disebut-sebut Penyebab Kebodohan, Padahal Bisa Menjadi Strategi Diet Rendah Garam!
Monosodium Glutamat (MSG) atau Micin--
Radarlambar.bacakoran.co - Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM, telah mengizinkan Monosodium Glutamat (MSG) atau biasa disebut micin, yang merupakan salah tambahan pangan kategori penguat rasa di Indonesia.
Izin tersebut, telah diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Kandungan MSG itu terdiri atas 78 persen glutamat, 12 persen natrium, dan 10 persen air.
Selain itu, Joint Expert Committee on Food Additive (JECFA), yang merupakan lembaga skala internasional juga telah mengkaji resiko penggunaan MSG, dimana itu termasuk dalam kategori acceptable daily intake (ADI) atau asupan harian, yang bisa diterima sebagai not specified.
Sehingga apa benar anggapan negatif soal MSG yang beredar dimasyarakat ?
Seperti diketahui, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa atau micin dapat menyebabkan efek negative, pada kesehatan seperti pemicu kelebihan berat badan (obesitas) atau lainnya memicu kanker bahkan disebut-sebut penyebab kebodohan.
Micin dengan penggunaan secukupnya sangat aman dikonsumsi, hal itu menjadi salah satu materi dalam edukasi, yang dilakukan Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat dan Asam Glutamat (P2MI) yang terdiri atas PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti serta PT Daesang Ingredients Indonesia.
Dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra, dalam materinya menyampaikan penggunaan MSG dalam makanan memiliki beberapa manfaat, antara lain dapat membantu meningkatkan nafsu makan, asupan gizi seimbang bisa lebih terpenuhi juga sebagai strategi diet rendah garam.
Kadar natrium (garam) dalam MSG, kata dia, hanya sepertiga dari kadar natrium garam dapur biasa, dengan begitu pada masakan yang diberi sedikit MSG, bisa mengurangi asupan natrium (garam), namun cita rasa makanan hasil masakan tetap lezat. (*)