Harta Karun Paling Diburu Dunia Ternyata ada di Indonesia, Tiga Negara Ikut Berebut

Foto Ilustrasi: freepik.com--

Radarlambar.bacakoran.co- Ternyata sarang burung walet dianggap sebagai harta karun yang paling dicari terutama disektor pasar Asia. Memiliki segudang manfaat terutama untuk kesehatan, mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh hingga memperlambat proses penuaan.

Hal tersebut yang membuat sarang burung walet mendapatkan tempat yang istimewa dalam industri kesehatan dan olahan makanan yang mewah. Sementara, Indonesia sendiri menjadi salah satu penghasil utama sarang burung walet bahkan, indonesia disebut-sebut memiliki peran besar untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat.

Bahkan, kontribusi Indonesia pada pasar global sarang burung walet ini sepertinya tidak main-main. Dari data menunjukkan jik Indonesia menyumbang sekitar 80% dari kebutuhan di dunia.

Nilai ekspor Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga mencapai puncaknya pada tahun 2020 dengan total ekspor senilai US$540,4 juta. Lonjakan inilah yang menunjukkan potensi luar biasa sebagai komoditas ekspor unggulan RI.

Pasar utama sarang burung walet asal Indonesia meliputi Negara China, Hong Kong dan Singapura. Namun, meski mendominasi ekspor, Indonesia tetap menghadapi persaingan dari negara-negara lain, seperti Malaysia dan Thailand, yang juga ikut aktif mengekspor sarang burung walet ke pasar global.

Namun ditengah persaingan itu, Indonesia tetap unggul dalam hal volume dan pengakuan kualitas dari sarang burung walet tersebut. Dan untuk mempertahankan keunggulan penting bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas produksi.

Berhasilnya RI untuk menguasai pasar sarang burung walet global tidak hanya didorong oleh kualitas produk yang tinggi, namun juga didukung kemampuan untuk memenuhi permintaan dalam jumlah besar. 

Dengan terus meningkatnya permintaan, terutama dari negara-negara Asia, industri sarang burung walet Indonesia memiliki prospek cerah. Potensi besar ini dapat terus dimanfaatkan untuk meningkatkan devisa negara, asalkan Indonesia mampu menjaga keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan