Permasalahan Investasi di Daerah adanya Ketimpangan Sebaran Investasi di Indonesia

Sabtu 19 Oct 2024 - 19:21 WIB
Reporter : Mujitahidin
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah Deputi RID Badan Riset and Inovasi Nasional (BRIN) Lukman Shalahuddin dalam presentasinya mengatakan, masalah investasi di daerah ada ketimpangan sebaran investasi di Indonesia  yaitu perbedaan kebijakan pemerintah terutama yang mendukung kegiatan berinvestasi. Tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah dan ketersediaan infrastruktur serta tenaga kerja terampil dan sumber daya alam daerah. Hal itu disampaikan Lukman pada Webinar Webinar Model Percepatan Investasi Daerah, Jumat (18/10).
Menurutnya, masalah berikutnya yakni sebagian besar daerah dengan realisasi investasi tergolong rendah merupakan daerah terpencil. Daerah dengan infrastruktur terbatas seperti jalan, pelabuhan, listrik, air, dan daerah dengan keterampilan tenaga kerja yang rendah.
Selain itu, faktor eksternal seperti pandemi COVID-19 dan kondisi geopolitik Internasional juga bisa menyebabkan ketidakpastian ekonomi global yang berimbas pada iklim investasi di suatu daerah.
Lukman juga menjelaskan, kondisi investasi menurut provinsi dengan realisasi investasi di Indonesia memiliki tren meningkat dalam lima tahun terakhir, tapi dengan sebaran yang tidak merata. Sebaran investasi PMDN dan PMA ditahun 2023 menunjukkan Jawa Barat dan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi disusul Jawa Timur.
Daerah dengan investasi tinggi umumnya berada di Pulau Jawa yang memiliki banyak kawasan industri seperti Cikarang, Jababeka, dan Kendal. Salah satu faktor utamanya adalah karena Pulau Jawa memiliki konektifitas transportasi relatif baik. Minimnya konektivitas transportasi suatu daerah berdampak pada biaya logistik tinggi dan mahalnya kegiatan berinvestasi. Hal ini merupakan salah satu penyebab investasi yang belum seimbang dan merata antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia.
Menurut Lukman, terdapat hubungan yang erat antara daya saing daerah dengan peningkatan investasi di daerah. Daya saing daerah yang tinggi menunjukkan daerah itu memiliki kondisi yang kondusif untuk berbisnis.
Hal itu meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek investasi di daerah itu. Daerah yang memiliki daya saing tinggi cenderung menarik lebih banyak investasi dibandingkan daerah yang memiliki daya saing rendah.
Dijelaskannya, daya saing daerah yang tinggi umumnya disertai dengan kemudahan berbisnis yang lebih baik termasuk infrastruktur yang lebih memadai. Kemudahan berbisnis membuat investor lebih mudah dan murah dalam menjalankan usahanya, sehingga meningkatkan daya tarik investasi di daerah itu.
Daerah yang memiliki daya saing tinggi umumnya memiliki akses pasar yang lebih luas, pasar domestik dan pasar internasional. Akses itu memungkinkan investor menjual produk atau jasa lebih banyak konsumen, dan meningkatkan potensi keuntungannya. Investasi yang tinggi umumnya ditemukan di daerah yang memiliki ukuran pasar yang besar.
Faktor sistem keuangan berpengaruh positif terhadap nilai investasi dimana Investasi daerah yang tinggi umumnya ditemukan pada daerah yang sistem keuangannya baik. Seperti efisien penggunaan dana di perekonomian dan efisien dalam lalu lintas dana melalui jasa sistem pembayaran.
Untuk daerah tambahnya, dengan kapabilitas inovasinya tinggi biasanya memiliki ketersediaan tenaga kerja terampil yang lebih banyak. Hal itu penting bagi investor karena tenaga kerja terampil dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha. Ketersediaan tenaga kerja terampil merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam memilih lokasi berinvestasi.
Lukman mengungkapkan, faktor-faktor daya saing daerah yang berpengaruh terhadap investasi yaitu kebijakan pemerintah dan iklim yang kondusif.  Kebijakan pemerintah yang berupa paket kebijakan ekonomi termasuk Kebijakan insentif fiskal bagi investor. Iklim yang kondusif dibentuk oleh beberapa factor antara lain infrastruktur, pasar, sistem keuangan, dan kapabilitas inovasi. (*)

Kategori :