Radarlambar.bacakoran.co- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa target pembangunan pabrik Liquefied Petroleum Gas (LPG) berkapasitas 2 juta ton diperkirakan dapat dimulai pada Januari 2025.
Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG.
Bahlil menjelaskan bahwa saat ini pihaknya, bersama dengan SKK Migas, sedang dalam proses identifikasi lapangan gas yang mengandung campuran Propane (C3) dan Butane (C4), dua komponen utama dalam produksi LPG.
"Kami akan mematangkan semua persiapan pada November dan Desember ini, dan mulai melakukan investasi pada Januari mendatang," ujar Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (14/11/2024).
Pemerintah, menurut Bahlil, terbuka bagi pihak mana pun yang ingin berpartisipasi dalam proyek industrialisasi LPG di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memastikan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar domestik dan mengurangi ketergantungan impor.
Data yang disampaikan oleh Bahlil menunjukkan bahwa konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8 juta ton per tahun, sementara produksi domestik hanya sekitar 1,9 juta ton, sehingga Indonesia harus mengimpor 6,1 juta ton LPG setiap tahun.
Pembangunan pabrik ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka impor tersebut secara signifikan.(*)