Radarlambar.bacakoran.co - Di perairan hangat Kepulauan Solomon, para peneliti menemukan salah satu koloni karang terbesar di dunia. Koloni ini memiliki ukuran yang luar biasa, kira-kira setara dengan dua lapangan basket, yang menjadikannya sebagai salah satu makhluk laut terbesar. Penemuan ini bukanlah ikan paus atau cumi-cumi raksasa, melainkan sebuah koloni karang tunggal berukuran besar.
Para ilmuwan dan pembuat film dokumenter yang menjelajahi perairan di Kepulauan Solomon mengungkapkan bahwa mereka menemukan koloni karang tunggal terbesar yang pernah tercatat. Karang ini adalah organisme komunal yang terdiri dari jutaan polip kecil, dan lebarnya mencapai sekitar 34 meter dengan panjang 32 meter. Dengan ukuran sebesar ini, karang tersebut bahkan dapat terlihat dari luar angkasa.
Koloni ini bukan kumpulan karang dari spesies berbeda seperti umumnya, melainkan terdiri dari satu individu spesies Pavona clavus. Dari dekat, tampak warna-warna mencolok, seperti kuning, hijau, dan ungu, menghiasi permukaan karang yang dipenuhi tonjolan-tonjolan unik. Dengan pertumbuhan yang lambat, karang ini diperkirakan telah berusia ratusan tahun.
Ekspedisi National Geographic
Fotografer bawah laut dan ahli biologi kelautan, Manu San Félix, yang tergabung dalam ekspedisi National Geographic, menemukan karang ini saat sedang melakukan pengambilan gambar di dekat pulau Malaulalo. Ekspedisi ini bekerja sama dengan pemerintah Kepulauan Solomon sebagai bagian dari proyek "Pristine Seas" National Geographic, yang bertujuan melestarikan dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati laut.
Dennis Marita, anggota Suku Po'onapaina dan Direktur Kebudayaan Kepulauan Solomon, menyatakan bahwa penemuan ini sangat penting bagi komunitas setempat. "Ini kebanggaan untuk masyarakat," ujarnya.
Menurut Stacy Jupiter dari Wildlife Conservation Society, eksplorasi kelautan global baru mencakup sekitar 5% dari seluruh lautan di dunia, sehingga masih ada potensi besar untuk menemukan ekosistem laut besar yang belum dikenal.
Harapan Baru bagi Terumbu Karang
Penemuan ini memberikan harapan baru di tengah krisis terumbu karang global. Pemanasan air laut akibat perubahan iklim memicu pemutihan karang, suatu kondisi ketika karang kehilangan alga yang hidup di dalam polipnya dan menjadi putih. Jika kondisi air laut semakin panas, karang-karang ini terancam mati kelaparan. Pada 2023, tiga perempat terumbu karang di dunia mengalami peningkatan suhu yang dapat menyebabkan pemutihan. (*)Penemuan Menakjubkan: Koloni Karang Raksasa Ditemukan di Kepulauan Solomon
Radarlambar.bacakoran.co - Di perairan hangat Kepulauan Solomon, para peneliti menemukan salah satu koloni karang terbesar di dunia. Koloni ini memiliki ukuran yang luar biasa, kira-kira setara dengan dua lapangan basket, yang menjadikannya sebagai salah satu makhluk laut terbesar. Penemuan ini bukanlah ikan paus atau cumi-cumi raksasa, melainkan sebuah koloni karang tunggal berukuran besar.
Para ilmuwan dan pembuat film dokumenter yang menjelajahi perairan di Kepulauan Solomon mengungkapkan bahwa mereka menemukan koloni karang tunggal terbesar yang pernah tercatat. Karang ini adalah organisme komunal yang terdiri dari jutaan polip kecil, dan lebarnya mencapai sekitar 34 meter dengan panjang 32 meter. Dengan ukuran sebesar ini, karang tersebut bahkan dapat terlihat dari luar angkasa.
Koloni ini bukan kumpulan karang dari spesies berbeda seperti umumnya, melainkan terdiri dari satu individu spesies Pavona clavus. Dari dekat, tampak warna-warna mencolok, seperti kuning, hijau, dan ungu, menghiasi permukaan karang yang dipenuhi tonjolan-tonjolan unik. Dengan pertumbuhan yang lambat, karang ini diperkirakan telah berusia ratusan tahun.
Ekspedisi National Geographic
Fotografer bawah laut dan ahli biologi kelautan, Manu San Félix, yang tergabung dalam ekspedisi National Geographic, menemukan karang ini saat sedang melakukan pengambilan gambar di dekat pulau Malaulalo. Ekspedisi ini bekerja sama dengan pemerintah Kepulauan Solomon sebagai bagian dari proyek "Pristine Seas" National Geographic, yang bertujuan melestarikan dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati laut.
Dennis Marita, anggota Suku Po'onapaina dan Direktur Kebudayaan Kepulauan Solomon, menyatakan bahwa penemuan ini sangat penting bagi komunitas setempat. "Ini kebanggaan untuk masyarakat," ujarnya.
Menurut Stacy Jupiter dari Wildlife Conservation Society, eksplorasi kelautan global baru mencakup sekitar 5% dari seluruh lautan di dunia, sehingga masih ada potensi besar untuk menemukan ekosistem laut besar yang belum dikenal.
Harapan Baru bagi Terumbu Karang
Penemuan ini memberikan harapan baru di tengah krisis terumbu karang global. Pemanasan air laut akibat perubahan iklim memicu pemutihan karang, suatu kondisi ketika karang kehilangan alga yang hidup di dalam polipnya dan menjadi putih. Jika kondisi air laut semakin panas, karang-karang ini terancam mati kelaparan. Pada 2023, tiga perempat terumbu karang di dunia mengalami peningkatan suhu yang dapat menyebabkan pemutihan. (*)
Kategori :