AS dan NATO Tegaskan Sikap atas Eskalasi Rusia di Ukraina

Jumat 22 Nov 2024 - 13:48 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co– Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Rusia terus menjadi pihak yang memicu eskalasi konflik di Ukraina. Pernyataan ini muncul di tengah laporan bahwa Rusia mendapat dukungan tambahan dari pasukan Korea Utara.

"Segala bentuk peningkatan ketegangan berasal dari langkah-langkah Rusia," kata Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, dalam konferensi pers, Kamis (21/11/2024). Ia menegaskan bahwa pemerintah AS, di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, akan terus mendukung Ukraina.

Ketika ditanya tentang kemungkinan perubahan kebijakan terkait rudal ATACMS, Jean-Pierre memilih tidak berkomentar lebih jauh. Namun, ia menyoroti peluncuran rudal balistik hipersonik jarak menengah (IRBM) oleh Rusia ke Ukraina sebagai ancaman serius. " Karena itu kami tetap akan berkomitmen untuk membantu Ukraina melawan tindakan agresi ini," tambahnya.

NATO: Serangan Rusia Tidak Mengubah Arah Konflik

NATO juga merespons perkembangan terbaru. Juru bicara aliansi, Farah Dakhlallah, menyatakan bahwa peluncuran rudal hipersonik oleh Rusia tidak akan memengaruhi strategi NATO dalam mendukung Ukraina. "Langkah tersebut tidak akan mengubah dinamika konflik, maupun mengurangi dukungan kami kepada Ukraina," ujarnya.

Serangan rudal tersebut diketahui dilakukan setelah AS memberi lampu hijau bagi Ukraina untuk menggunakan persenjataan jarak jauh buatan Amerika dalam pertempuran melawan Rusia.

Keterlibatan Tentara Korea Utara

Laporan intelijen Barat mengungkapkan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara kini membantu pasukan Rusia, termasuk di wilayah strategis seperti Kursk. Keterlibatan ini dinilai sebagai upaya Rusia memperkuat pertahanan di tengah serangan balasan dari Ukraina.

Di sisi lain, Ukraina terus meningkatkan operasinya dengan menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris untuk menyerang wilayah Rusia.

AS Tegaskan Tidak Ada Perubahan Kebijakan Nuklir

Meski situasi semakin memanas, AS menyatakan tidak akan mengubah kebijakan nuklirnya sebagai respons terhadap ancaman Rusia. "Kami belum melihat alasan untuk melakukan penyesuaian terhadap postur atau kebijakan nuklir kami," jelas Jean-Pierre.

Eskalasi terbaru ini memperlihatkan bahwa konflik di Eropa Timur masih jauh dari selesai. Meski begitu, AS dan NATO menegaskan komitmen mereka untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. (*)

Kategori :