Hingga November Kasus DBD di Pesbar Capai 87 Kasus
Ilustrasi DBD--
PESISIR TENGAH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat hingga November 2025, terdapat 87 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten setempat. Sejumlah kasus ditemukan hampir merata di berbagai kecamatan, dengan hanya tiga kecamatan yang belum terdeteksi ada kasus DBD, yakni Pulau Pisang, Way Krui dan Krui Selatan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pesbar, Lisma Yunita, S.St., mendampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Septono, S.Km., menjelaskan bahwa kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Pesisir Selatan dengan jumlah 35 kasus.
“Disusul Kecamatan Pesisir Tengah sebanyak 22 kasus, Kecamatan Bangkunat 12 kasus, Kecamatan Ngaras tujuh kasus, Kecamatan Ngambur dua kasus, Kecamatan Karyapenggawa tujuh kasus, serta Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pesisir Utara masing-masing satu kasus,” kata dia.
Dijelaskannya, tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir menjadi pemicu utama meningkatnya risiko penyebaran penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti tersebut. Genangan-genangan air yang muncul setelah hujan lebat menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak.
“Untuk mencegah meluasnya kasus DBD, kami mengimbau masyarakat agar aktif melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menerapkan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” jelasnya.
Selain itu, Dinkes Pesbar juga menegaskan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan lintas sektor terkait dalam upaya menekan penyebaran DBD. Kerja sama kolektif dalam menjaga kebersihan lingkungan dinilai sangat penting agar laju penularan tidak semakin meningkat.
“Kami berharap masyarakat tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga ikut berperan aktif menjaga kesehatan lingkungan melalui kegiatan PSN dan pola hidup bersih serta sehat,” tambahnya.
Dinkes Pesbar juga menekankan bahwa semua pihak harus bahu-membahu menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas genangan untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa virus DBD. “Dengan lingkungan yang bersih, penyebaran DBD dapat ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga,” pungkasnya. (yogi/*)