Radarlambar.bacakoran.co – Pasangan calon independen Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mencatatkan hasil yang mengejutkan dalam Pilkada Jakarta 2024, dengan perolehan suara yang melampaui prediksi banyak pengamat politik. Berdasarkan pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis (28/11), pasangan ini berhasil memperoleh 10,53 persen suara, atau setara dengan 458.886 suara dari total 4.358.070 suara yang terhitung di 14.825 tempat pemungutan suara (TPS). Angka ini hampir serupa dengan hasil hitung cepat yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei, yang mencatat Dharma-Kun meraih sekitar 10,5 hingga 10,6 persen suara.
Faktor Penyebab Keberhasilan Dharma-Kun Menarik Banyak Pemilih
Pengamat politik Kennedy Muslim menilai hasil ini sangat mengejutkan, mengingat sebelumnya survei memperkirakan pasangan Dharma-Kun hanya akan mendapatkan sekitar 5-6 persen suara. Namun, berdasarkan analisis lebih mendalam, pasangan ini justru mendapat dukungan signifikan dari kalangan pemilih berpendidikan tinggi dan minoritas agama, yang merasa lebih cocok dengan pilihan ini dibandingkan kandidat lainnya.
Selain itu, Firman Noor, pengamat politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapkan bahwa kemenangan Dharma-Kun menggambarkan adanya rasa kejenuhan masyarakat terhadap dinamika politik yang cenderung terpolarisasi dan monoton. Banyak pemilih yang merasa lelah dengan dominasi politik partai dan mencari alternatif yang lebih independen, tanpa terpengaruh oleh elit politik.
Protes Terhadap Politik Partai dan Kontroversi Pemilihan
Bagi sejumlah pemilih, seperti Bimo Wisaksono, seorang pekerja swasta berusia 28 tahun, memilih Dharma-Kun adalah bentuk protes terhadap rutinitas politik yang dianggap stagnan. Bimo mengatakan, dirinya merasa "muak" dengan cara-cara politik yang ada dan beralih memilih pasangan ini sebagai pilihan yang lebih segar dan bebas dari keterlibatan elite politik.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Fransiscus Mario, pelatih kebugaran berusia 44 tahun, yang melihat pasangan Dharma-Kun sebagai harapan baru dalam dunia politik Jakarta yang sudah lama terjebak dalam pola yang sama.
Salah satu faktor lain yang turut mempengaruhi pemilih adalah kontroversi yang muncul setelah pernyataan calon gubernur Ridwan Kamil terkait "janda", yang memicu reaksi keras dari masyarakat. Herlina Butar Butar, seorang ibu rumah tangga berusia 54 tahun, mengaku merasa tersinggung dan memilih untuk tidak mendukung Ridwan Kamil setelah pernyataan tersebut. Firman Noor menambahkan bahwa Ridwan Kamil perlu lebih sensitif terhadap karakter masyarakat Jakarta, yang umumnya lebih kritis terhadap isu-isu sensitif.
Kemungkinan Putaran Kedua dalam Pilkada Jakarta 2024
Hingga saat ini, KPU DKI Jakarta masih menunggu hasil rekapitulasi suara manual untuk memastikan apakah Pilkada Jakarta 2024 akan memasuki putaran kedua. Pasangan Dharma-Kun telah menunjukkan perolehan suara yang signifikan meskipun mereka maju tanpa dukungan partai politik besar dan dengan keterbatasan dana kampanye. Kun Wardana, salah satu calon dari pasangan tersebut, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini, sambil menegaskan bahwa jalur independen yang mereka pilih bertujuan untuk menunjukkan bahwa pilihan politik alternatif juga memiliki daya saing yang kuat.
Pilkada Jakarta 2024: Refleksi Masyarakat terhadap Kepemimpinan
Perolehan suara Dharma-Kun memberikan gambaran bahwa masyarakat Jakarta tengah merefleksikan kembali harapan mereka terhadap pemimpin di masa depan. Banyak pemilih yang kini mencari sosok baru yang dapat membawa perubahan dan menawarkan alternatif selain pilihan tradisional yang sudah ada. Pilkada ini seakan menjadi ajang bagi warga Jakarta untuk menilai dan mencari calon yang dapat memberikan harapan baru di tengah frustrasi terhadap politik yang ada saat ini. Kemenangan Dharma-Kun memperlihatkan potensi jalur independen untuk bersaing di pentas politik utama, sekaligus menunjukkan bahwa banyak pemilih yang siap mendukung calon yang lebih bebas dari pengaruh politik partai. (*)
Kategori :