Radarlambar.bacakoran.co- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah gencar mendorong penggunaan gas domestik untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG.
Salah satu langkah utama yang diambil adalah dengan mengoptimalkan jaringan pipa transmisi gas bumi yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa integrasi pipa gas dari Sumatera ke Jawa menjadi prioritas, dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi gas bumi yang melimpah, terutama dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan WK Andaman di Aceh.
"Kami fokus pada integrasi pipa gas antara Sumatera dan Jawa untuk mendistribusikan gas bumi secara lebih efisien," ungkap Yuliot.
Investasi pembangunan pipa gas bumi yang menghubungkan dua wilayah ini diharapkan dapat menurunkan biaya toll fee dan menjamin pasokan gas yang terjangkau bagi berbagai sektor, mulai dari industri hingga rumah tangga. Proyek ini juga akan mendukung Program Jargas (Jaringan Gas Kota) yang tengah dikembangkan di berbagai daerah.
Pemerintah juga baru saja memulai pembangunan proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II yang sepanjang 245 km, menghubungkan Batang, Cirebon, hingga Kandang Haur Timur.
Laode Sulaeman, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari rencana besar untuk menghubungkan seluruh jalur transmisi gas nasional, mulai dari Aceh hingga Jawa Timur.
Laode menegaskan bahwa, dengan meningkatnya kebutuhan gas domestik, pengembangan infrastruktur gas nasional kini lebih penting daripada sebelumnya, mengingat permintaan gas untuk kebutuhan dalam negeri semakin besar. "Dulu, ekspor gas lebih besar, kini kebutuhan domestik jauh lebih tinggi," kata Laode.(*)