BALIKBUKIT - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lampung Barat mencatat jumlah produksi padi tahun 2024 sebanyak 81.192 ton atau 84 persen dari target sasaran produksi sebanyak 96.858 ton.
“Produksi padi di Kabupaten Lambar tahun 2024 tidak tercapai target,” ungkap Kabid Tanaman Pangan Onni Violetta Saragi mendampingi Kepala DTPH Ir. Nata Djudin Amran, Rabu (8/1/2025)
Menurut Onni, produksi padi sebanyak 81.192 ton itu tersebar di Kecamatan Balikbukit 10.483 ton, Kecamatan Sukau 3.724 ton, Kecamatan Lumbokseminung 1.742 ton, Kecamatan Belalau 2.481 ton, Kecamatan Sekincau 480 ton, Kecamatan Suoh 16.036 ton, Kecamatan Batubrak 2.716 ton, serta Kecamatan Pagardewa 3.422 ton.
Kemudian, Kecamatan Batuketulis 561 ton, Kecamatan Bandarnegeri Suoh 18.279 ton, Kecamatan Sumberjaya 3.825 ton, Kecamatan Waytenong 5.443 ton, Kecamatan Gedungsurian 2.611 ton, Kecamatan Kebutebu 8.072 ton, serta Kecamatan Airhitam 1.310 ton.
Menurut Onni, tidak tercapainya target produksi padi tahun 2024 tersebut dikarenakan luas lahan persawahan yang ditanami tanaman padi mengalami pengurangan serta banyak petani yang masih menggunakan benih lokal sehingga berpengaruh terhadap hasil produksi padi di Lampung Barat. “Kalau petani menggunakan benih padi unggul produksinya bisa sekitar 4,8 ton per hentar, sedangkan jika menggunakan benih lokal hasilnya sekitar 1,5 ton-2 ton per hektar,” kata dia.
Terkait benih, pihaknya telah mengimbau petani agar menggunakan benih unggul, namun masih ada petani yang masih menggunakan benih lokal dengan alasan terkendala biaya untuk membeli benih unggul. “Selama ini kan petani mengandalkan bantuan benih unggul dari pemerintah, sementara tahun 2024 lalu Lampung Barat tidak mendapatkan bantuan benih dari pemerintah pusat. Kita sudah mengusulkan bantuan namun tidak mendapatkan kuota dari pemerintah pusat karena pada tahun lalu pemerintah pusat fokus untuk program optimalisasi lahan, sementara Lampung Barat tidak mendapatkan program tersebut,” pungkas dia. *