Dapur MBG Siapkan 3.634 Porsi Setiap Hari

Sekkab Lambar Nukman didampingi sejumlah pejabat pemkab meninjau kesiapan dapur makan bergizi gratis (MBG) yang berlokasi di bekas eks SMK Paksi Pak Liwa di Pekon Sebarus Kecamatan Balikbukit, kemarin. Foto Dok--
Radarlambar.bacakoran.co - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat bersiap menjalankan salah satu program prioritas nasional, Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan menyediakan ribuan porsi makanan sehat setiap harinya bagi siswa-siswi di wilayahnya.
Salah satu titik dapur MBG yang disiapkan berada di bekas gedung SMK Paksi Pak Liwa, tepatnya di Sabah Bekhak, Pekon Sebarus, Kecamatan Balik Bukit. Dari dapur ini, akan didistribusikan 3.634 porsi makanan bergizi setiap hari untuk pelajar dari delapan sekolah di tiga pekon, yakni Sebarus, Way Empulau Ulu, dan Gunung Sugih.
Informasi itu disampaikan langsung oleh pengelola dapur MBG Balik Bukit, Pendi, saat menerima kunjungan Sekretaris Daerah Lampung Barat, Nukman, Kamis (31/7/2025).
“Target harian kami 3.634 porsi. Ini mencakup semua jenjang dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Distribusinya dilakukan dari hari Senin hingga Jumat,” ujar Pendi.
Sementara itu, Sekda Nukman didampingi sejumlah pejabat daerah, antara lain Asisten III Bidang Administrasi Umum Ismet Inoni, Kepala Dinas Kominfo Burlianto Eka Putra, dan Kepala Bappeda Tri Umaryani. Mereka meninjau langsung dapur yang akan menjadi pusat produksi makanan sehat tersebut.
“Dari tinjauan hari ini, kami melihat bahwa persiapan dapur ini hampir 100 persen rampung. Bangunan siap, peralatan tersedia, dan SDM sudah direkrut,” kata Sekda Nukman.
Ia menegaskan bahwa Pemkab Lampung Barat siap mendukung penuh program yang diusung Presiden ini dan akan segera melakukan rapat koordinasi untuk membahas teknis peluncurannya.
“Langkah selanjutnya tinggal mensinkronkan teknis peluncuran. Kita ingin program ini bisa langsung menyentuh sasaran dan memberikan manfaat nyata,” tambahnya.
Program MBG bukan sekadar pembagian makanan, tetapi juga bagian dari strategi nasional dalam menekan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar anak, serta memperkuat fondasi kesehatan generasi muda.
Melalui dapur kolektif di tingkat kecamatan seperti di Balik Bukit, distribusi makanan dapat lebih terorganisir dan tepat sasaran. Menu makanan pun disusun berdasarkan kebutuhan gizi anak, dengan pengawasan ketat dalam aspek kebersihan dan keamanan pangan.
“Semoga ini tidak hanya menjadi kegiatan rutin, tapi juga jadi gerakan bersama dalam membentuk generasi cerdas dan sehat,” pungkas Nukman. (edi/lusiana)