Radarlambar.bacakoran.co.id – Diskusi terkait kerja sama di bidang mineral kritis antara Indonesia dan Jepang semakin mempertegas hubungan strategis kedua negara. Fokus utama pembahasan adalah peluang pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) dan isu strategis lainnya, termasuk optimalisasi sumber daya mineral untuk kebutuhan global.
Jepang menunjukkan minat besar terhadap pengembangan teknologi kendaraan listrik, termasuk di Indonesia, meskipun saat ini masih berfokus pada teknologi hybrid. Potensi kerja sama ini menjadi peluang besar bagi kedua negara untuk saling mendukung dalam menciptakan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Disisi lain, mineral kritis, khususnya nikel, menjadi topik utama dalam pertemuan antara Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Jepang. Nikel, sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, memainkan peran vital dalam transisi menuju energi bersih. Indonesia, dengan cadangan nikel yang melimpah, memiliki posisi strategis untuk mendukung rantai pasok global.
Dalam hal ini, Indonesia mengontrol sekitar 75 persen pasokan nikel global. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai pemain utama dalam pengembangan kendaraan listrik dunia. Cadangan nikel yang besar juga didukung oleh sumber daya mineral lain yang relevan untuk mendukung pengembangan teknologi baterai.
Kerja sama antara Indonesia dan Jepang diharapkan dapat melibatkan penguatan teknologi pengolahan mineral dalam negeri. Melalui transfer teknologi, Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga mampu meningkatkan nilai tambah melalui proses produksi baterai secara mandiri.
Selain itu, pembahasan juga mencakup strategi untuk mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik ke dalam infrastruktur transportasi kedua negara. Fokus pada efisiensi dan keberlanjutan menjadi elemen penting, termasuk dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Kerja sama ini diharapkan membawa manfaat ekonomi jangka panjang, seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan nilai ekspor, dan penguatan hubungan bilateral di sektor teknologi dan energi. Bagi Indonesia, ini merupakan langkah strategis untuk mengukuhkan posisi sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia.(*/edi)