Radarlambar.bacakoran.co -Hilal sebagai penentu awal Ramadhan 1446 Hijriah diperkirakan dapat terlihat pada Jumat, 28 Februari 2025. Namun, keputusan resmi mengenai awal puasa akan diumumkan setelah Sidang Isbat yang diadakan pada petang hari yang sama. Sidang ini menggabungkan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pemantauan hilal) untuk memastikan penentuan tanggal 1 Ramadhan.
Pemerintah Indonesia sejak 2022 menggunakan kriteria yang disepakati dalam MABIMS (Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang menyebutkan bahwa ketinggian hilal harus mencapai minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Berdasarkan data, ketinggian hilal pada Jumat, 28 Februari 2025, sudah berada di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96°, dan elongasi berkisar antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14°. Hal ini memberikan indikasi bahwa hilal kemungkinan besar akan terlihat pada petang itu.
Pemantauan hilal akan dilakukan di 125 titik di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua Barat. Di beberapa wilayah, pemantauan akan difokuskan di Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Hasil pemantauan hilal ini akan menjadi dasar dalam Sidang Isbat yang memutuskan kapan puasa pertama dimulai.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti perkembangan hasil pemantauan hilal, mereka dapat menyaksikan secara langsung melalui live streaming yang disediakan oleh pemerintah.
Kategori :