WAYTENONG – Di tengah upaya peningkatan kualitas pendidikan, SDN 3 Karangagung di Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan. Gedung sekolah yang rusak parah dan akses jalan yang buruk menghambat proses belajar mengajar.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa ruang kelas yang terbuat dari kayu dan papan sudah lapuk, berlubang, dan hampir roboh akibat usia serta serangan rayap. Selain itu, atap dan plafon yang rusak menambah kekhawatiran, baik bagi siswa maupun guru, yang takut jika bangunan tersebut ambruk sewaktu-waktu.
Kepala SDN 3 Karangagung, Lantang Jaya, S.Pd.SD., menyampaikan bahwa kondisi ini telah lama menjadi perhatian pihak sekolah. Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk membangun gedung yang lebih layak demi keselamatan dan kenyamanan para siswa.
Kami sudah mengajukan usulan ke dinas pendidikan, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut. Padahal, sekolah ini hanya memiliki lima ruang kelas, satu di antaranya digunakan sebagai kantor guru. Siswa terpaksa belajar dalam kondisi yang kurang layak dan kelas rangkap,” ujarnya.
Meski demikian, semangat para guru tetap tinggi dalam memberikan pendidikan terbaik meskipun fasilitas terbatas.
Di tengah keterbatasan tersebut, masyarakat setempat menunjukkan kepedulian yang luar biasa. Warga Pemangku Cengkaan secara swadaya telah menyediakan lahan seluas 10x40 meter untuk mendukung pembangunan gedung baru. Selain itu, mereka juga bergotong royong untuk melakukan pengerasan jalan demi mempermudah akses bagi guru dan siswa, terutama saat musim hujan.
”Sebelumnya, jalan yang rusak membuat ibu-ibu guru kesulitan untuk ke sekolah, apalagi mereka menggunakan motor matic. Sering kali mereka harus menunggu bantuan warga untuk mendorong motor yang terjebak di jalan berlumpur,” tambah Lantang Jaya.
Peratin Karangagung, Junaedi Sopantono, A.Md., berharap pemerintah segera merespons kondisi ini dengan tindakan nyata. Jika tidak segera ditangani, tidak hanya kualitas pendidikan yang terhambat, tetapi juga keselamatan siswa dan guru yang dipertaruhkan. (rinto/nopri)