Banjir dan Jalan Rusak di Jalur Dua Sebelat Tak Kunjung Tuntas

BELUM TERTANGANI;Kondisi jalan di jalur dua Sebelat, tepatnya di area TPU Pekon Tanjungraya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, kian memperihatinkan.-Foto Dok---
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Kondisi jalan di jalur dua Sebelat, tepatnya di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pekon Tanjungraya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, semakin memprihatinkan. Genangan air yang kerap menutup badan jalan ditambah lubang-lubang menganga membuat akses vital ini sulit dilalui.
Kerusakan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Setiap kali musim hujan, air meluber dan menutup jalan berhari-hari. Saat kering, lubang besar dan permukaan jalan yang tidak rata menyulitkan kendaraan melintas. Tak jarang, truk pengangkut hasil bumi maupun kendaraan pribadi terjebak di genangan.
Padahal, jalur ini menjadi urat nadi perekonomian Tanjungraya yang dikenal sebagai sentra hortikultura atau penghasil sayur-sayuran di Lampung Barat. Hampir setiap hari, kendaraan pengangkut hasil panen keluar masuk wilayah ini menuju pasar maupun distribusi ke luar daerah. Selain itu, jalan tersebut juga akses utama menuju sekolah, fasilitas kesehatan, hingga kantor pemerintahan.
“Kalau musim hujan, bisa berhari-hari tergenang. Truk sayur sering terperosok di lubang jalan, bahkan pernah sampai terguling. Kami warga hanya bisa pasrah karena belum ada perbaikan serius,” kata Samsul (43), warga setempat.
Kondisi jalan yang tergenang dan rusak bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menyangkut keselamatan dan keberlangsungan ekonomi warga. Setiap hasil panen hortikultura yang keluar dari Tanjungraya menempuh jalur ini, begitu pula akses anak sekolah, pasien menuju puskesmas, hingga aparatur desa yang harus berkegiatan di kantor kecamatan maupun kabupaten.
“Kami sudah bosan mengeluh. Jalan ini vital, tapi tak pernah jadi prioritas. Kalau terus dibiarkan, sama saja mematikan ekonomi rakyat,” tegas Samsul.
Keluhan serupa disampaikan Lina (28), pengguna jalan yang sehari-hari bekerja di Liwa. Menurutnya, kerusakan jalan berdampak langsung pada biaya dan waktu tempuh. “Harus ekstra hati-hati, apalagi kalau malam. Jalan rusak dan tergenang, sering bikin macet. Ini kan akses utama, tapi kondisinya seperti dibiarkan,” ujarnya.
Hingga kini, warga menunggu langkah konkret dari pemerintah kabupaten untuk menjadikan perbaikan jalan jalur dua Sebelat sebagai program prioritas. Sebab, kerusakan yang dibiarkan terlalu lama hanya akan menambah penderitaan warga yang sehari-hari menggantungkan hidup pada akses ini.
Menanggapi hal tersebut, Peratin Tanjungraya, Johan Safri, mengakui kerusakan jalan di jalur dua Sebelat sudah terjadi lama. Ia menegaskan, akses tersebut sebenarnya menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Namun, ia tidak menutup mata bahwa masyarakat sudah terlalu lama terbebani oleh kondisi ini.
“Berbagai upaya sudah dilakukan, baik dari masyarakat maupun pemerintah pekon. Kegiatan terakhir, kami bersama warga melakukan penimbunan jalan berlubang dan mengendalikan genangan air dengan material seadanya. Tapi hasilnya memang tidak maksimal, karena hanya swadaya masyarakat,” jelas Johan.
Johan tentunya berharap pemerintah kabupaten segera turun tangan melakukan perbaikan serius, bukan lagi tambal sulam. Menurutnya, jalur itu sangat penting bagi mobilitas masyarakat Tanjungraya dan kecamatan sekitar. (edi/lusiana)