Mengapa Durasi Puasa Berbeda di Setiap Wilayah? Ini Jawabannya

Jumat 14 Mar 2025 - 15:59 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Durasi puasa Ramadan di berbagai negara berbeda-beda tergantung pada panjang hari di masing-masing wilayah.

Umat Muslim yang tinggal di belahan selatan dunia, seperti Chili atau Selandia Baru, menjalani puasa sekitar 13 jam, sedangkan mereka yang berada di negara-negara utara seperti Islandia atau Greenland berpuasa lebih lama, hingga 16 jam atau lebih saat hari-hari terpanjang.  

Di belahan Bumi utara, jumlah jam puasa tahun ini akan lebih pendek dibanding tahun-tahun sebelumnya dan akan terus berkurang hingga 2031.

Hal ini disebabkan karena Ramadan pada tahun tersebut akan bertepatan dengan periode titik balik Matahari musim dingin, yang merupakan hari terpendek dalam setahun.

Setelah itu, durasi puasa akan kembali bertambah panjang seiring mendekatnya titik balik Matahari musim panas, di mana siang menjadi lebih lama. Sebaliknya, bagi umat Muslim di selatan khatulistiwa, pola yang terjadi akan berkebalikan.  

Guru Besar Fisika Teoritis IPB University, Husin Alatas, menjelaskan bahwa ibadah puasa memiliki aturan waktu yang jelas, dimulai saat terbit fajar dan berakhir saat Matahari terbenam.

Perbedaan waktu tersebut terjadi akibat rotasi Bumi serta gerak orbitnya mengelilingi Matahari. Kondisi ini menyebabkan panjang siang dan malam bervariasi di berbagai wilayah, terutama di daerah yang tidak berada tepat di garis khatulistiwa.  

Penentuan waktu subuh dilakukan dengan mengamati fenomena fajar, ketika sinar Matahari yang masih berada di bawah horizon sudah mulai direfleksikan oleh atmosfer Bumi.

Cahaya ini awalnya terlihat sebagai garis tipis berwarna kebiruan di langit timur dan perlahan berubah menjadi kekuningan seiring naiknya posisi Matahari. Warna biru ini disebabkan oleh hamburan Rayleigh, yang merefleksikan cahaya dengan panjang gelombang pendek lebih banyak dibandingkan panjang gelombang yang lebih panjang.  

Sementara itu, waktu maghrib ditentukan dengan hilangnya piringan Matahari di horizon barat, yang menandai terbenamnya Matahari. Meskipun Matahari sudah tidak terlihat, sinarnya masih dipantulkan oleh atmosfer hingga akhirnya menghilang sepenuhnya, yang ditandai dengan lenyapnya mega merah di langit.(*)

Kategori :