Bahlil Ungkapkan 5% Konsumen Pertamax Beralih ke Pertalite

Jumat 14 Mar 2025 - 20:49 WIB
Reporter : Adi Pabara

Radarlambar.bacakoran.co - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan adanya pergeseran pola konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, khususnya terkait peralihan konsumen dari Pertamax (RON 92) ke Pertalite (RON 90). Bahlil menyebutkan bahwa sekitar lima persen pelanggan yang sebelumnya menggunakan Pertamax kini beralih menggunakan Pertalite. Hal ini mencerminkan tren baru dalam preferensi konsumen terhadap bahan bakar.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bahlil setelah melakukan inspeksi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 34-424-09 yang terletak di Tanjung Gerem, Kecamatan Gerogol, Cilegon, Banten, pada Kamis, 13 Maret 2025. Dalam kesempatan tersebut, Bahlil melakukan diskusi dengan petugas SPBU dan menanyakan mengenai perubahan pola konsumsi masyarakat terkait BBM.

Saya tadi bertanya kepada petugas pom bensin mengenai pergeseran konsumsi dari RON 92 ke Pertalite. Memang ada sedikit perubahan sekitar lima persen, ungkap Bahlil. Peralihan ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai beralih ke BBM yang lebih terjangkau meski dengan tingkat oktan yang lebih rendah.

Sebagai respons terhadap pergeseran konsumsi ini, Bahlil memberikan instruksi kepada Pertamina agar memastikan market share atau pangsa pasar perusahaan tidak turun signifikan akibat alih konsumsi dari Pertamax ke Pertalite. Menurutnya, hal ini perlu diantisipasi dengan strategi yang tepat agar kualitas produk BBM yang didistribusikan tetap terjaga.

Saya minta Pertamina untuk terus melakukan pengawasan ketat terhadap impor minyak. Kualitas bahan bakar yang disalurkan ke konsumen harus tetap sesuai dengan standar Lemigas ESDM, lanjut Bahlil. Ia juga menegaskan pentingnya pengecekan kualitas bahan bakar setiap kapal yang datang membawa impor minyak agar tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Di tempat yang sama, petugas SPBU 34-424-09, Lisa, mengungkapkan adanya penurunan penjualan Pertamax di stasiun tersebut. Meskipun ia tidak merinci angka penurunan secara spesifik, Lisa menyebutkan bahwa sejumlah konsumen kini lebih memilih Pertamax Turbo (RON 98), yang memiliki kadar oktan lebih tinggi dibandingkan Pertamax biasa.

Penjualan Pertamax memang agak berkurang, Pak. Sekarang konsumen lebih banyak beralih ke Pertamax Turbo, kata Lisa. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang tetap menginginkan kualitas lebih baik dalam konsumsi BBM cenderung memilih bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi, meskipun harganya lebih mahal.

Selain itu, Lisa juga mencatat bahwa ada sejumlah konsumen yang menanyakan mengenai isu oplosan BBM Pertamina yang sempat mencuat sebelumnya. Isu tersebut sempat menciptakan keraguan di kalangan masyarakat tentang kualitas BBM yang dijual oleh Pertamina.

Salah seorang pembeli Pertamax, Durma, yang ditemui di SPBU tersebut, berharap agar Pertamina dapat lebih memperhatikan kualitas produk dan memastikan kejadian oplosan bahan bakar tidak terulang kembali. Durma mengungkapkan alasan dirinya memilih Pertamax adalah untuk menjaga kinerja mesin motornya agar tetap dalam kondisi baik.

Saya pilih Pertamax karena ingin menjaga mesin motor tetap terjaga kualitasnya. Semoga kejadian oplosan tidak terjadi lagi agar masyarakat lebih percaya dengan produk Pertamina, harap Durma.

Kasus oplosan bahan bakar yang pernah mencuat sebelumnya memang menjadi perhatian banyak konsumen. Oleh karena itu, pengawasan ketat terhadap kualitas bahan bakar menjadi hal yang sangat penting bagi Pertamina untuk menjaga kepercayaan publik terhadap produk mereka.

Pergeseran pola konsumsi bahan bakar ini juga mencerminkan tren baru di kalangan masyarakat yang semakin memperhatikan harga dan kualitas bahan bakar yang mereka konsumsi. Ke depannya, perhatian terhadap kualitas dan harga akan terus menjadi faktor penting dalam menentukan pilihan konsumen terhadap BBM yang digunakan.(*/adi)

Kategori :