Pemerintah Butuh Rp500 Triliun per Tahun Bangun Pembangkit Listrik

Rabu 26 Mar 2025 - 19:18 WIB
Reporter : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co - Pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit dan transmisi tenaga listrik antarprovinsi dengan kebutuhan dana mencapai US$30,33 miliar atau sekitar Rp503,9 triliun per tahun. 

Rencana ini tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 85 Tahun 2025 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), yang mengatur kebijakan strategis sektor kelistrikan hingga 2060.

Dalam dokumen tersebut, total kebutuhan investasi untuk periode 2025-2060 diperkirakan mencapai US$1,092 triliun. Sebagian besar dana ini dialokasikan untuk pengembangan pembangkit tenaga listrik, yang membutuhkan US$988,86 miliar, sementara jaringan transmisi antarprovinsi dan antarpulau diperkirakan menelan biaya US$103,14 miliar.

Pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit listrik sebesar 443 gigawatt (GW) yang akan dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan energi sekitar 34 GW. Infrastruktur ini dirancang untuk memastikan pasokan listrik yang stabil di seluruh wilayah, terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan di pusat-pusat ekonomi seperti Jawa dan Bali.

Dalam perencanaan ini, pemerintah juga mengutamakan pembangunan sistem interkoneksi yang menghubungkan Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi dengan Jawa. Interkoneksi Sumatera-Jawa, yang direncanakan mulai 2031, akan mengoptimalkan pemanfaatan energi panas bumi dan air di Sumatera serta memungkinkan suplai listrik dari Sumatera ke Jawa dan Bali.

Sementara itu, interkoneksi Kalimantan-Jawa dijadwalkan mulai beroperasi pada 2040. Dengan koneksi ini, potensi energi air di Kalimantan dapat dimanfaatkan untuk mendukung keseimbangan sistem tenaga listrik di Jawa dan Bali, terutama dalam menghadapi peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga bayu (PLTB) yang akan berkembang pesat hingga 2060.

Selain itu, interkoneksi Nusa Tenggara-Jawa juga direncanakan untuk mendukung kebutuhan listrik di kedua wilayah, serta interkoneksi Nusa Tenggara-Sulawesi guna memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi. Dengan adanya jaringan ini, potensi energi surya di Nusa Tenggara dapat lebih optimal dalam mendukung pasokan listrik nasional.

Pembangunan infrastruktur kelistrikan ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang dalam mewujudkan sistem ketenagalistrikan yang lebih andal dan berkelanjutan. Tantangan utama yang dihadapi mencakup pendanaan, kesiapan teknologi penyimpanan energi, serta integrasi sumber energi baru dan terbarukan dalam skala besar. Namun, dengan investasi yang terarah, diharapkan sektor ketenagalistrikan nasional dapat mendukung pertumbuhan ekonomi serta memenuhi kebutuhan energi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. *

Kategori :