Lebaran yang Lebih dari Sekadar Hari Raya
Saat akhirnya tiba di kampung halaman, seluruh rasa lelah seketika lenyap. Pelukan hangat dari orang tua dan tawa saudara menjadi hadiah terbaik setelah perjalanan jauh. Bagi mereka, momen kebersamaan di Hari Raya adalah hal yang paling berharga.
“Momen ini yang selalu kami nantikan. Meski lelah, semua terbayar saat bisa duduk bareng keluarga, makan opor dan ketupat,” ujar Rizal dengan mata berbinar.
Mudik dengan sepeda bukan hanya tentang menempuh jarak. Bagi Riko dan Rizal, ini adalah simbol ketekunan, semangat, dan cinta terhadap keluarga.
“Bensin mahal, tiket naik, tapi kalau naik sepeda, cukup modal tenaga dan semangat,” celetuk Riko sambil tertawa.
Tradisi yang Ingin Terus Dijaga
Meski perjalanan ini menuntut banyak pengorbanan, baik dari segi tenaga maupun waktu, mereka berniat mempertahankan tradisi ini selama masih mampu. Sebab di balik setiap kayuhan pedal, ada pelajaran tentang kesederhanaan, ketangguhan, dan kehangatan keluarga yang tak tergantikan.
“Bagi kami, mudik bukan sekadar pulang. Ini tentang perjalanan menuju rumah dengan sepenuh hati,” tutup Rizal.(*)