RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Harga batu bara berjangka Newcastle baru-baru inia turun di bawah US$ 100 per ton, menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir, yaitu US$ 97 pada bulan Maret 2025.
Penurunan ini dipicu oleh permintaan yang melemah dan peningkatan pasokan. Trading Economics melaporkan bahwa meskipun China, yang merupakan produsen batu bara terbesar, berencana meningkatkan produksinya sebesar 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025 setelah mencapai rekor produksi pada tahun 2024, pasar batu bara global masih menghadapi tantangan.
Indonesia juga mencatatkan rekor produksi batu bara sebesar 836 juta ton pada tahun 2024, melampaui target yang ditetapkan sebesar 18%. Namun, investasi dalam energi alternatif yang lebih ramah lingkungan diperkirakan akan membatasi permintaan batu bara di masa depan.
Pada sisi permintaan, impor batu bara global mengalami penurunan signifikan, mencapai level triwulanan terendah dalam tiga tahun terakhir pada kuartal pertama 2025.
Negara-negara besar seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan memangkas pembelian mereka lebih dari 10% karena meningkatnya penggunaan energi ramah lingkungan.
Sebaliknya, negara-negara dengan ekonomi lebih kecil seperti Turki, Vietnam, dan Bangladesh justru meningkatkan impor batu bara.
Selain itu, kebijakan perdagangan internasional turut mempengaruhi pasar, dengan penerapan tarif agresif oleh beberapa negara.
Misalnya, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 34% untuk barang-barang dari China dan tarif 26% untuk barang-barang dari India, yang berdampak pada arus perdagangan batu bara global.
Di tengah tekanan harga ini, investor kawakan Lo Kheng Hong, yang dikenal gemar berinvestasi pada emiten batu bara, menyatakan harapannya agar harga batu bara dapat kembali pulih.
Meskipun saat ini harga batu bara mengalami penurunan, ia berharap harga tersebut akan kembali naik seperti sebelumnya.
Dengan dinamika permintaan, pasokan, dan kebijakan perdagangan yang terus berkembang, masa depan harga batu bara akan sangat bergantung pada bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dalam beberapa tahun mendatang. (*)