Tongkonan, Simbol Budaya Toraja yang Abadi dalam Arsitektur dan Makna

Sabtu 12 Apr 2025 - 12:45 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Di antara pegunungan Sulawesi Selatan, Tana Toraja menyimpan sebuah mahakarya arsitektur tradisional Rumah Tongkonan. 

Bangunan ini bukan hanya berfungsi sebagai hunian, tetapi juga menjadi jantung kebudayaan masyarakat Toraja, memadukan nilai spiritual, kekerabatan, dan adat secara harmonis.

Dibangun dengan material kayu pilihan dan dihiasi ukiran simbolis berwarna merah, hitam, dan kuning, Tongkonan memiliki keunikan yang kontras dengan rumah adat lain di Nusantara, meski kerap dibandingkan dengan Rumah Gadang Minangkabau.  

Secara etimologi, "Tongkonan" merujuk pada kata tongkon (duduk), menegaskan perannya sebagai ruang pertemuan untuk diskusi adat maupun upacara penting. 

Dahulu, Tongkonan berstatus sebagai balai pemerintahan suku; kini, ia bertransformasi menjadi lambang persatuan marga. 

Susunan ruangannya terbagi secara filosofis: Tengalok (utara) untuk urusan keluarga, Sali (tengah) sebagai area multifungsi, dan Ruang Sambung (selatan) yang menjadi ruang otoritas pemimpin adat.  

Terdapat beberapa jenis Tongkonan, yakni Tongkonan Layuk, Tongkonan Pekaindoran, serta Tongkonan Batu Ariri. 

Elemen lain yang tak kalah menarik adalah pajangan tanduk kerbau di fasad depan setiap pasang menandakan jumlah upacara Rambu Solo (pemakaman) yang diselenggarakan keluarga, sekaligus penanda strata sosial.  

Di era globalisasi, Tongkonan tetap bertahan sebagai warisan hidup (living heritage). Keindahan bentuknya hanyalah kulit luar; esensi sejati terletak pada falsafah hidup yang diwariskannya kolektivitas, penghormatan pada alam, dan ketahanan budaya. 

Bagi para pelancong dan peneliti, Tongkonan adalah jendela untuk menyelami jiwa Toraja yang kaya simbol dan keteladanan. Pelestariannya bukan sekadar mempertahankan bangunan, melainkan merawat ingatan kolektif sebuah peradaban.(*)

 

Kategori :