SUKAU - Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung melalui UPTD Wilayah V segera menangani kerusakan infrastruktur di ruas jalan Provinsi Liwa - Ranau, tepatnya di area Jembatan Way Robok, Pemangku Bedeng, Pekon Padangcahya, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat.
Hal itu disampaikan disela kegiatan survei lokasi yang dilakukan oleh Kepala Dinas BMBK Provinsi Lampung M. Taufiqullah, S.T., M.T, didampingi Kabid Pembangunan Tri Susilo, S.T., M.T dan Kepala UPTD Wilayah V Afrisol Putra, S.T., M.T.
Kedatangan rombongan disambut oleh Anggota DPRD Lambar, Dapil I Bambang Kusmanto, Sekretaris Dinas PUPR Lampung Barat Robert Putra, S.T., M.T., serta sejumlah pihak dari perangkat daerah terkait.
Kepala UPTD Wilayah V, Afrisol Putra, S.T., M.T., menyampaikan bahwa perbaikan akan difokuskan pada pembangunan kembali retaining wall atau dinding penahan tanah di titik longsoran yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Kerusakan di titik tersebut merupakan prioritas penanganan kami. Perbaikan akan dilakukan melalui pembangunan struktur penahan tanah agar tidak terjadi pergerakan lebih lanjut yang dapat membahayakan badan jalan maupun pengguna,” ujar Afrisol, Rabu (16/4/2025).
Namun demikian, Afrisol menekankan bahwa keberhasilan penanganan struktur jalan juga bergantung pada penanganan pipa distribusi milik PDAM yang mengalami kebocoran tepat di titik longsoran. Ia meminta agar perbaikan pipa tersebut dapat segera dilakukan oleh pihak terkait.
“Kami mendorong agar PDAM segera melakukan perbaikan pipa yang bocor. Kebocoran ini memicu pergerakan tanah dan memperparah kondisi longsoran di sekitar jembatan. Tanpa penanganan menyeluruh, potensi kerusakan bisa terus berulang,” tegasnya.
Kerusakan di ruas ini menambah daftar tantangan infrastruktur di jalur vital penghubung antarwilayah tersebut, terlebih daerah Lampung Barat dikenal dengan kondisi geografisnya yang rawan longsor.
Sebelumnya, perhatian pada kejadian ambrolnya talud penahan tanah di ruas jalan provinsi Liwa–Ranau, tepatnya di Pemangku Bedeng, Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit. Talud tersebut baru rampung dibangun pada awal Mei 2024 lalu, namun sudah mengalami kerusakan serius.
Talud yang dibangun untuk menahan tebing di sisi jalan itu ambrol setelah beberapa pekan terakhir wilayah tersebut diguyur hujan deras. Kondisinya dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan karena jaraknya sangat dekat dengan badan jalan yang dilalui kendaraan setiap hari.
“Setiap kali melintas, kami was-was. Bagian yang longsor itu dekat sekali dengan aspal. Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin bahu jalan bisa ikut amblas,” kata Andi Saputra, warga Sukau, Minggu (13/4/2025).
Kondisi ini memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat mengenai daya tahan konstruksi bangunan jalan, mengingat wilayah Lampung Barat memiliki tingkat curah hujan tinggi dan struktur tanah yang labil. Perhatian serius terhadap desain dan kualitas pembangunan infrastruktur dinilai sangat penting untuk mencegah kerusakan dini yang dapat mengganggu konektivitas dan keselamatan pengguna jalan. *