Pencairan Es Kutub Disebut Dapat Menggeser Lokasi Kutub Geografis Bumi

Rabu 23 Apr 2025 - 15:36 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar. bacakoran.co -Perubahan iklim yang kian drastis kini disebut bukan hanya mengancam habitat dan ekosistem global, tapi juga dapat mengubah posisi kutub geografis Bumi. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pencairan es di Kutub Utara dan Antartika berpotensi menggeser lokasi geografis kutub sejauh hingga 27 meter pada akhir abad ini.

Temuan dimaksud sdah dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters sekitar awal Maret 2025 lalu. Studi tersebut mengungkap bahwa saat lapisan es mencair dan distribusi massa air laut berubah secara global, poros rotasi Bumi ikut terdampak. Perubahan ini bisa memicu pergeseran kutub geografis, sebuah fenomena yang sebelumnya dianggap hanya dipengaruhi oleh dinamika internal planet seperti tekanan atmosfer, arus laut, serta interaksi antara inti dan mantel Bumi.

Para peneliti dari ETH Zurich menganalisis data pergerakan kutub dari tahun 1900 hingga 2018, lalu mengombinasikannya dengan proyeksi pencairan lapisan es dalam berbagai skenario emisi gas rumah kaca. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam skenario terburuk, Kutub Utara dapat bergeser ke arah barat lebih dari 89 kaki (setara dengan 27 meter) hingga tahun 2100. Sementara itu, skenario emisi yang lebih rendah pun tetap memperkirakan pergeseran sekitar 12 meter.

Faktor yang paling utama di pergeseran tersebut yakni mencairnya lapisan es di Greenland dan Antartika diikuti oleh gletser yang tersebar di berbagai belahan dunia. Selain mencairkan lapisan es, perubahan ini juga berdampak pada kerak Bumi. Proses ini disebut sebagai penyesuaian isostatik glasial, yaitu naik turunnya permukaan Bumi akibat beban es yang mencair atau menghilang. Namun, dalam konteks perubahan kutub ini, dampak aktivitas manusia dinilai lebih besar dari efek alami tersebut.

Pergeseran poros rotasi ini tidak hanya penting dari sudut pandang geologi, tetapi juga berdampak pada teknologi. Sistem navigasi satelit dan pelacakan wahana antariksa sebagian besar bergantung pada posisi kutub sebagai acuan. Bila kutub bergeser secara signifikan, ketepatan navigasi dan pelacakan dapat terganggu.

Penelitian selanjutnya kemungkinan akan fokus pada data iklim purba atau paleoklimat, untuk menelusuri sejauh mana kutub telah bergeser dalam jutaan tahun terakhir akibat perubahan iklim alami. Dengan begitu, para ilmuwan berharap bisa mengukur secara lebih akurat seberapa besar kontribusi manusia terhadap perubahan geofisika Bumi yang terjadi saat ini. (*)




Kategori :