Radarlambar.bacakoran.co -Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan rasa frustrasi terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait serangan mematikan yang dilancarkan Rusia ke Kyiv, Ukraina pada Kamis malam (24/4/2025). Serangan tersebut menewaskan 12 orang dan melukai puluhan lainnya, menambah beban dalam upaya perdamaian antara kedua negara yang terlibat dalam perang panjang.
Trump menegaskan bahwa serangan tersebut tidak hanya mengganggu upaya damai yang sedang berlangsung, tetapi juga membuatnya semakin kesal dengan tindakan Putin. Dalam sebuah unggahan di media sosial Truth Social, Trump dengan tegas meminta Putin untuk segera menghentikan serangan tersebut, meskipun tidak menyebutkan apakah Amerika Serikat akan mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Rusia.
Serangan ini merupakan tantangan besar bagi upaya perundingan damai, yang selama ini telah berusaha dipromosikan oleh berbagai pihak internasional. Trump, meski mengungkapkan frustrasinya, mengaku akan memberikan waktu seminggu untuk melihat apakah kesepakatan damai masih mungkin tercapai. Namun, ia menekankan bahwa perundingan tersebut tidak akan mungkin terwujud jika serangan terus berlanjut.
Di sisi lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang saat itu berada di Afrika Selatan, juga merespons serangan tersebut. Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat seharusnya lebih menekan Rusia untuk melakukan gencatan senjata. "Kami meyakini jika lebih banyak tekanan diberikan ke Rusia, posisi kami akan lebih mendekat," ujar Zelenskyy.
Meski begitu, Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina sudah siap untuk bernegosiasi, meskipun kesediaannya untuk berunding dengan Rusia sudah dianggap sebagai kompromi besar. Ia menegaskan bahwa gencatan senjata harus menjadi langkah pertama.
Kritik keras terhadap serangan Rusia ini semakin memperburuk ketegangan internasional, sementara banyak pihak berharap agar tekanan internasional dapat mempercepat tercapainya gencatan senjata dan perdamaian yang lebih permanen. (*)
Kategori :