Radarlambar.bacakora.co — Asa Inter Milan untuk mengukir sejarah sebagai treble winner musim 2024-2025 mendadak sirna. Dalam waktu kurang dari satu pekan, La Beneamata yang sempat memimpin di tiga kompetisi kini justru menghadapi mimpi buruk berakhir tanpa satu pun trofi.
Hingga pekan lalu, Inter masih dalam posisi ideal. Mereka memimpin klasemen Liga Italia dengan keunggulan tiga poin atas Napoli, bermain imbang 1-1 melawan AC Milan pada leg pertama semifinal Coppa Italia, dan melaju ke semifinal Liga Champions usai menyingkirkan Bayern Muenchen tanpa kekalahan di perempat final.
Namun, laju positif itu berbalik drastis. Dua kekalahan beruntun di Serie A dari Bologna dan AS Roma membuat Inter kini tertinggal tiga poin dari Napoli. Harapan meraih gelar Coppa Italia pun pupus setelah I Nerazzurri kalah telak 0-3 dari AC Milan di leg kedua semifinal di kandang sendiri.
Soliditas Inter yang sempat terlihat hingga pertengahan April seakan mencair begitu cepat. Tiga kekalahan beruntun tanpa mampu mencetak gol menimbulkan kekhawatiran, terutama jelang laga berat menghadapi Barcelona di semifinal Liga Champions pada Rabu (30/4/2025).
Mantan pemain Serie A, Paolo Di Canio, turut menyoroti situasi terkini Inter. Menurutnya, para pemain Inter tampak kehilangan semangat bertanding, terutama setelah tertinggal dari AS Roma. Di Canio menilai hanya Francesco Acerbi yang masih memperlihatkan semangat dan tekad untuk membalikkan keadaan.
Di Canio juga mengkritik pelatih Simone Inzaghi. Ia menyebut bahwa jika Inter tampil seperti dalam beberapa laga terakhir saat melawan Barcelona, maka akan sulit bagi mereka untuk meraih hasil positif. Menurutnya, masalah Inter bukan hanya soal fisik, tetapi lebih kepada motivasi dan mentalitas tim.
Ia membandingkan pendekatan Inzaghi dengan mantan pelatih Inter, Antonio Conte, yang dinilainya lebih mampu memompa semangat para pemain. Meski mengakui keunggulan Inzaghi dalam aspek taktikal, Di Canio menilai bahwa kemampuan manajemen motivasi menjadi kekurangan yang kini sangat terasa di tubuh tim.
Inter, tambah Di Canio, kerap kali harus mengejar ketertinggalan dan ini menurutnya bukan sekadar persoalan kelelahan fisik, melainkan cermin dari masalah motivasi yang belum teratasi.