Musim Kemarau 2025 Diprediksi Lebih Pendek

Jumat 16 May 2025 - 20:45 WIB
Reporter : Rinto Arius

Radarlambar.bacakoran.co — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa musim kemarau tahun ini akan berlangsung lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Fenomena ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor cuaca global, termasuk kondisi La Nina yang diprediksi dalam kategori lemah dan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya.

Secara umum, musim kemarau 2025 diprediksi hanya akan berlangsung hingga Agustus. Setelah itu, Indonesia akan memasuki masa pancaroba pada periode September hingga November, sebelum akhirnya beralih ke musim hujan mulai Desember 2025 hingga Februari 2026.

Musim kemarau di Indonesia memang tidak terjadi secara serentak. Prosesnya berlangsung bertahap, dimulai dari wilayah tenggara seperti sebagian Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur pada bulan Maret. Lalu bergerak ke wilayah barat mencakup Jawa bagian tengah dan barat serta sebagian Sumatera, kemudian menyusul wilayah utara seperti Kalimantan dan Sulawesi. Siklus ini akan berakhir di wilayah timur, yakni Maluku dan Papua pada Agustus.

Durasi kemarau yang lebih singkat tahun ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah kemunculan La Nina lemah, yang cenderung meningkatkan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, kondisi suhu laut yang lebih tinggi juga turut memengaruhi pola cuaca secara umum. Namun, karena fenomena El Nino–Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral, efek dari kenaikan suhu laut tersebut tidak memperpanjang musim kemarau.

BMKG juga mencatat bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan dalam kategori normal hingga di atas normal. Ini berarti, meskipun berada dalam musim kemarau, hujan tetap berpotensi terjadi di beberapa daerah. Kondisi seperti ini menimbulkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yang perlu diantisipasi secara serius.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG mengingatkan pentingnya optimalisasi infrastruktur sumber daya air. Penyiapan sistem drainase serta waduk atau tampungan air sangat dibutuhkan, baik untuk mencegah banjir saat hujan turun maupun menjaga ketersediaan air di musim kemarau yang singkat ini. (*/rinto)

Kategori :