Misteri Kerikil Lempar Jumrah: Ke Mana Perginya Setelah Digunakan Jemaah Haji?

Senin 09 Jun 2025 - 16:03 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Lempar jumrah adalah salah satu rangkaian penting dalam ibadah haji. Di sinilah para jemaah melemparkan kerikil sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan, meneladani kisah Nabi Ibrahim AS yang menolak bujukan setan saat menjalankan perintah Allah.

Di antara gema takbir dan langkah-langkah jemaah yang penuh keikhlasan, ratusan juta kerikil dilemparkan ke tiga titik: jumrah ula (sughra), jumrah wustha, dan jumrah aqabah.

Namun, di balik kekhidmatan ritual ini, pertanyaan sederhana sering muncul: ke mana semua kerikil itu pergi?

Setiap musim haji, jutaan orang berbondong-bondong menuju Jembatan Jamarat di Mina. Mereka membawa kantong kecil berisi kerikil, yang sudah dikumpulkan sebelumnya di Muzdalifah atau dibagikan oleh otoritas penyelenggara. Setelah dilemparkan, kerikil-kerikil itu jatuh ke ruang bawah tanah fasilitas jamarat, sebuah ruang yang kedalamannya mencapai 15 meter.

Kerikil yang menumpuk di bawah itu tidak dibiarkan begitu saja. Pihak pengelola tempat-tempat suci, melalui Kidana Development Company, memiliki sistem terorganisir untuk mengelola sisa ritual tersebut. Dengan bantuan sabuk pengangkut, kerikil diangkut dari bawah fasilitas. Kemudian disaring dan dibersihkan menggunakan semprotan air untuk menghilangkan debu dan kotoran.

Setelah dibersihkan, kerikil-kerikil ini tidak dibuang, melainkan disimpan untuk digunakan kembali pada musim haji tahun berikutnya. Pengelolaan ini tidak hanya menjadi bentuk efisiensi logistik, tetapi juga mencerminkan betapa setiap bagian dari ibadah haji dikelola dengan perencanaan dan ketelitian.

Ratusan titik distribusi kerikil disiapkan, termasuk sekitar 300 titik di Muzdalifah. Fasilitas ini memungkinkan jemaah mendapatkan kerikil secara mudah dan aman, tanpa harus mencarinya sendiri di tanah yang panas dan berbatu.

Di balik sebutir kerikil kecil yang dilempar ke jamarat, terdapat makna spiritual yang dalam, sistem logistik yang besar, dan semangat kolektif umat Islam dari seluruh dunia yang datang untuk memenuhi panggilan Allah. Dan meskipun kerikil itu tampak hilang setelah dilempar, nyatanya ia menjadi bagian dari siklus ibadah yang terus berputar, kembali hadir menyambut jemaah di musim haji berikutnya.(*)

Kategori :