Rujak Soto: Perpaduan Tak Biasa dari Dapur Banyuwangi

Jumat 20 Jun 2025 - 18:55 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Jika Anda pernah berkunjung ke Banyu-wangi, Jawa Timur, pasti mendengar nama sajian yang terdengar unik: ru-jak soto. Dari namanya saja, sudah tampak betapa tak lazim kombinasi tersebut. Bagaimana bisa dua jenis makanan yang sangat berbeda, rujak dan soto, dipadukan menjadi satu menu? Namun, justru dari keanehan inilah daya tarik rujak soto muncul, hingga menjadi salah satu ikon kuliner yang paling dicari di wilayah paling timur Pulau Jawa ini.

Rujak soto adalah perpaduan antara rujak uleg sayur dengan kuah soto daging. Rujaknya terdiri dari kangkung rebus, taoge, tahu, tempe, dan lontong, disajikan dengan bumbu kacang yang dicampur petis dan pisang batu. Setelah itu, di atasnya disiram kuah soto lengkap dengan irisan ba-bat atau jeroan sapi. Tampilan dan aroma yang dihasilkan sangat menggoda.

Meski terdengar modern, rujak soto sebenarnya sudah ada sejak beberapa dekade silam. Tidak banyak literatur resmi yang mencatat sejarah pasti dari makanan ini, namun warga setempat percaya bahwa kemunculan ru-jak soto terinspirasi dari sebuah lagu rakyat Banyuwangi yang berjudul Rujak Singgul. Lagu ini menyebut berbagai jenis rujak khas setempat seperti rujak cemplung, rujak kecut, dan rujak locok.

Salah satu baitnya menyiratkan rasa penasaran terhadap hidangan rujak dengan ungkapan “namanya saja sudah aneh, apalagi rasanya.” Dari sinilah, ide penggabungan antara rujak dan soto mulai muncul, dipicu oleh keberanian untuk mencoba hal-hal baru. Meskipun awalnya diang-gap aneh, kreasi tersebut justru disukai pembeli. Tak disangka, inovasi ini berkembang pesat dan menjadi sajian favorit masyarakat Banyuwangi.

Salah satu komponen penting yang membuat rujak soto terasa istimewa adalah petis udang. Petis adalah bumbu kental berwarna cokelat gelap yang dibuat dari rebusan kepala udang, kemudian dimasak bersama gula merah dan garam. Petis menjadi penyedap khas dalam banyak kuliner Jawa Timur seperti tahu tek, rujak cingur, atau lontong balap. Di Banyu-wangi, petis mudah ditemukan karena wilayah ini kaya akan hasil laut. Bagi masyarakat lokal, petis bukan hanya sekadar bumbu tambahan, melainkan bagian dari identitas rasa.

Bahan lainnya yang tak kalah unik adalah pisang batu atau pisang klutuk. Dalam rujak, pisang batu ditumbuk bersama bumbu kacang dan mem-berikan rasa sepat yang khas serta tekstur yang berbeda. Bagi warga Banyuwangi, rujak tanpa pisang batu akan terasa kurang pas, karena un-sur sepat ini menjadi penyeimbang dari rasa gurih dan manis pada bumbu petis.

Bahan dasar untuk rujaknya antara lain tahu goreng, tempe, sayuran rebus seperti kangkung dan taoge, irisan mentimun, telur rebus, serta lontong. Bumbu kacangnya terdiri dari kacang goreng, gula merah, garam, cabe rawit, terasi, petis, dan pisang batu yang dihaluskan hingga membentuk sambal kental nan wangi.

Sementara itu, kuah soto dibuat dari rebusan daging babat dan jeroan sapi yang dimasak dengan rempah-rempah seperti bawang putih, kemiri, jahe, kunyit, merica, daun jeruk, dan serai. Proses merebus kuah memakan waktu sekitar dua jam untuk menghasilkan daging yang empuk dan kaldu yang meresap. Kuah soto ini kemudian disiram di atas rujak yang telah disiapkan. Hasilnya adalah sajian berkuah yang menyatukan elemen masakan tradisional dalam satu hidangan istimewa.

Saat mencicipi rujak soto, yang terasa pertama kali adalah sambal kacang yang tajam dengan sentuhan rasa manis dan sepat dari pisang batu. Lalu kuah soto yang gurih dan hangat menambah kedalaman rasa. Tekstur ren-yah dari sayuran, empuknya babat, serta lembutnya tahu dan tempe men-ciptakan sensasi menyeluruh. Kombinasi ini memberikan pengalaman makan yang berbeda dari hidangan berkuah pada umumnya.

Kini, rujak soto telah menjadi salah satu sajian wajib coba bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi. Banyak warung makan maupun penjaja ka-ki lima yang menyajikan rujak soto dengan resep turun-temurun, menjaga cita rasa autentik khas Blambangan. Gabungan antara dua jenis makanan yang awalnya tak masuk akal, justru berhasil membentuk identitas baru yang kuat dan berkesan. Bukan hanya mengenyangkan, rujak soto juga mengajarkan kita bahwa dari keberanian untuk mencoba hal baru, bisa lahir inovasi rasa yang luar biasa.(yayan/*)

Kategori :