Prabowo Bahas Tanggul Laut Raksasa Pantura Saat Bertemu Presiden Xi Jinping

Presiden RI Prabowo membahas rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Pantura Jawa saat bertemu Presiden China Xi Jinping. -Foto Sekretariat Presiden.-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, terus mengupayakan terwujudnya proyek strategis nasional dalam bentuk pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Salah satu langkah diplomatik penting dalam mewujudkan proyek ambisius ini dilakukan saat Presiden Prabowo bertemu langsung dengan Presiden China, Xi Jinping, dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Great Hall of the People, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok.

Pertemuan ini dilakukan bertepatan dengan momentum perayaan 80 tahun kemenangan perang perlawanan rakyat China. Dalam suasana penuh simbol persahabatan kedua negara, Prabowo menyampaikan berbagai agenda kerja sama strategis, termasuk proyek tanggul laut yang diproyeksikan akan membentang dari barat hingga timur pesisir utara Pulau Jawa. Pembangunan infrastruktur besar ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya dalam mengantisipasi ancaman krisis lingkungan dan perubahan iklim yang semakin nyata.

Meskipun belum diungkap secara rinci bentuk kerja sama yang ditawarkan maupun tanggapan resmi dari pihak China, pembahasan proyek ini dinilai sebagai langkah awal yang penting dalam memperluas jejaring internasional, khususnya dalam bidang investasi infrastruktur maritim. Pemerintah Indonesia membuka kemungkinan untuk menggandeng mitra asing sebagai investor dalam proyek bernilai ribuan triliun tersebut.

Rencana pembangunan tanggul laut raksasa ini memang bukan sekadar wacana. Pemerintah telah secara resmi membentuk lembaga khusus bernama Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa. Lembaga ini bertugas mengoordinasikan berbagai aspek teknis dan administratif proyek. Sebagai pimpinan badan tersebut, Presiden menunjuk Laksamana (Purn) Didit Herdiawan yang diharapkan mampu membawa pengalaman strategis dan manajerial dalam mengawal proyek raksasa ini.

Tanggul laut ini direncanakan membentang dari wilayah Cilegon di ujung barat hingga Gresik di Jawa Timur. Tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan jangka panjang bagi kawasan-kawasan pesisir yang semakin rentan akibat abrasi, banjir rob, dan kenaikan muka air laut. Selain itu, proyek ini juga diharapkan mampu menciptakan kawasan ekonomi baru dan menjadi bagian dari transformasi besar infrastruktur nasional.

Estimasi anggaran pembangunan proyek ini mencapai sekitar Rp1.620 triliun. Nilai ini mencerminkan kompleksitas dan skala pengerjaan yang mencakup tidak hanya pembangunan fisik tanggul, namun juga integrasi sistem pengelolaan air, pemukiman, dan kawasan industri penyangga.

Proyek ini sempat diperkenalkan dalam forum-forum internasional, termasuk dalam Konferensi Infrastruktur Internasional (International Conference on Infrastructure/ICI) yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam forum tersebut, pemerintah menyampaikan bahwa Indonesia tengah menyiapkan skema kerja sama yang memungkinkan partisipasi aktif dari investor luar negeri.

Pembangunan tanggul laut ini juga dianggap sejalan dengan semangat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China yang telah terjalin selama lebih dari tujuh dekade. Kedekatan hubungan diplomatik kedua negara dinilai dapat mempercepat realisasi berbagai program strategis nasional yang melibatkan mitra asing, khususnya dalam bidang teknologi, pembiayaan, dan sumber daya manusia.

Pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping ini menjadi penutup dari rangkaian kunjungan kerja Presiden RI di Tiongkok. Selain memperkuat hubungan bilateral, pertemuan ini juga menandai awal dari kemungkinan terbentuknya kemitraan konkret dalam proyek-proyek strategis Indonesia, termasuk pembangunan giant sea wall yang menjadi proyek monumental pemerintahan Prabowo-Gibran.

Dengan masuknya proyek ini dalam agenda diplomasi tingkat tinggi, publik kini menaruh harapan besar agar pembangunan tanggul laut Pantura tidak hanya menjadi solusi jangka panjang terhadap tantangan lingkungan, namun juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi pesisir dan penguatan kedaulatan maritim Indonesia. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan