Pendiri Aplikasi Telegram Miliki 100 Anak, Siapkan Warisan Rp 229 Triliun

Selasa 24 Jun 2025 - 15:55 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Pendiri Telegram, Pavel Durov, menyatakan bahwa seluruh anak biologisnya, termasuk lebih dari 100 anak hasil donasi sperma, akan menerima warisan dalam porsi yang sama dari kekayaannya yang diperkirakan mencapai Rp228 triliun. Kebijakan ini diambil untuk menghindari konflik keluarga dan menegaskan prinsip keadilan dalam pembagian harta.

Durov mengungkapkan bahwa ia memiliki enam anak resmi dari tiga pasangan berbeda. Selain itu, ia pernah menyumbangkan sperma di sebuah klinik sekitar 15 tahun lalu. Berdasarkan data klinik, lebih dari 100 anak telah lahir dari donasi tersebut di sedikitnya 12 negara.

Meskipun seluruh anaknya akan menjadi ahli waris, Durov memutuskan bahwa akses terhadap harta warisan akan dibatasi selama 30 tahun. Ia menginginkan anak-anaknya tumbuh mandiri, bekerja keras, dan tidak bergantung pada kekayaan yang ia miliki.

Penyusunan surat wasiat ini disebut sebagai langkah antisipatif terhadap risiko yang muncul dari posisinya sebagai tokoh penting dalam isu kebebasan digital. Dengan Telegram yang kini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan, Durov mengaku semakin sering berhadapan dengan tekanan politik dan hukum dari berbagai negara.

Durov juga membantah sejumlah tuduhan hukum yang dilayangkan terhadap dirinya di Prancis, termasuk kegagalan Telegram dalam memoderasi konten ilegal seperti perdagangan narkoba dan pelecehan anak. Ia menilai tuduhan tersebut tidak berdasar, mengingat Telegram memiliki sistem moderasi dan pelaporan yang ketat.

Telegram mengklaim telah melakukan upaya besar dalam menghapus konten terlarang, termasuk penggunaan teknologi sidik jari digital untuk mengenali dan memblokir materi berbahaya. Selain itu, perusahaan juga menyediakan laporan transparansi harian serta hotline kerja sama dengan LSM internasional.

Tidak seperti media sosial lain yang menggunakan algoritma untuk menyebarkan konten viral, Telegram menegaskan tidak mengandalkan sistem promosi otomatis semacam itu. Perusahaan ini tetap berpegang pada prinsip privasi dan kebebasan berekspresi, meski menghadapi kritik dari sejumlah pemerintah.(*)

Kategori :