10 Teknologi Baru yang Akan Ubah Dunia di 2025 Versi WEF

Kamis 26 Jun 2025 - 16:13 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Perkembangan teknologi global tak lagi sekadar menghadirkan kecanggihan, tetapi juga mengubah arah kehidupan manusia. Di tengah derasnya inovasi, hanya segelintir teknologi yang benar-benar berpotensi membawa dampak jangka panjang terhadap masyarakat dan lingkungan.

Forum Ekonomi Dunia (WEF) merilis daftar 10 teknologi baru paling berdampak yang muncul sepanjang 2025. Disusun bersama Frontiers Media, daftar ini lebih fokus pada potensi ilmiah dan kemanfaatan sosial ketimbang perusahaan atau negara pengembangnya. Tujuannya: memetakan inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga relevan secara strategis dan etis.

Di posisi pertama, teknologi nuklir canggih diprediksi akan menjadi tulang punggung transisi energi. Lewat desain modular kecil dan sistem pendinginan alternatif, reaktor jenis baru diharapkan mampu menyuplai listrik bersih dan stabil tanpa emisi karbon besar. Ini menjadi krusial di tengah lonjakan permintaan energi global dan krisis iklim yang semakin nyata.

Selanjutnya, komposit baterai struktural memungkinkan kendaraan masa depan—baik mobil maupun pesawat—lebih ringan dan efisien. Teknologi ini menggabungkan fungsi struktur dan penyimpanan energi, sehingga dapat memangkas bobot baterai tanpa mengorbankan performa. Imbasnya adalah efisiensi energi lebih tinggi dan pengurangan emisi kendaraan.

Untuk sektor transportasi otonom, sensor kolaboratif membuka jalan bagi kendaraan saling berkomunikasi dalam ekosistem digital kota cerdas. Sensor ini mampu mendeteksi kondisi lalu lintas secara real-time dan berbagi data dengan sistem pusat atau unit lain, sehingga mendukung efisiensi perjalanan serta respons cepat terhadap kecelakaan atau gangguan.

Di ranah digital, hadirnya watermark generatif menjadi respons terhadap kemunculan konten artifisial dari kecerdasan buatan. Watermark ini memungkinkan identifikasi konten buatan AI, memperkuat kepercayaan publik, dan mengurangi penyebaran misinformasi di platform daring. Ini sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan akan regulasi informasi di era post-truth.

Sektor pangan dan kesehatan juga mendapatkan sorotan besar. Nitrogen hijau, sebagai alternatif produksi pupuk tanpa bahan bakar fosil, menawarkan pendekatan pertanian rendah emisi. Sementara itu, obat GLP-1, yang semula ditujukan untuk diabetes dan obesitas, kini dikaji untuk mengobati penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

WEF juga menyoroti teknologi seperti sensor biokimia otonom yang dapat mendeteksi perubahan lingkungan atau kondisi tubuh secara real-time tanpa kabel. Kemudian ada nanozim, enzim buatan yang jauh lebih kuat dan murah daripada enzim alami, membuka peluang dalam bidang medis dan lingkungan.

Tak kalah menarik, terapi internal berbasis mikroorganisme memungkinkan pengobatan dari dalam tubuh secara alami dan berkelanjutan. Di sisi energi, sistem tenaga osmotik memanfaatkan perbedaan salinitas antara air asin dan air tawar untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan—ideal untuk wilayah pesisir.

Kesepuluh teknologi ini bukan hanya cermin kecanggihan ilmiah, tetapi juga solusi atas berbagai tantangan global: krisis energi, degradasi lingkungan, penyakit kronis, hingga informasi digital yang makin tak terkendali. WEF menilai bahwa negara-negara yang cepat mengadopsi dan mengatur teknologi ini akan berada di garis depan ekonomi dan kemajuan sosial dalam dekade mendatang.(*)

Kategori :