PESISIR TENGAH – Tingginya minat masyarakat dan wisatawan terhadap layanan penerbangan perintis Susi Air di Bandara Muhammad Taufiq Kiemas, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), membuka peluang baru bagi peningkatan kapasitas armada pesawat di wilayah tersebut.
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Bandara Muhammad Taufiq Kiemas, Muhammad Subandi, mengungkapkan setiap jadwal penerbangan Susi Air dari dan menuju Bandara Raden Intan II, Bandar Lampung, selalu penuh penumpang.
“Untuk rute pulang pergi ke Bandara Raden Intan II, pesawat selalu full. Kapasitas pesawat Susi Air saat ini hanya 12 seat, dan itu selalu terisi penuh. Bahkan sering kali ada calon penumpang yang tidak kebagian tiket karena keterbatasan kursi,” kata dia.
Dijelaskannya, tingginya permintaan ini menunjukkan potensi besar transportasi udara di Pesisir Barat, baik untuk mobilitas masyarakat lokal maupun wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara yang ingin menjangkau destinasi unggulan seperti Pantai Tanjung Setia dan kawasan Krui.
“Melihat antusias masyarakat, sudah selayaknya pemerintah daerah mempertimbangkan pengoperasian pesawat dengan kapasitas lebih besar, seperti pesawat jenis ATR. Bandara Muhammad Taufiq Kiemas sudah sangat layak secara teknis,” jelasnya.
Menurutnya, landasan pacu atau runway Bandara Muhammad Taufiq Kiemas saat ini telah mencapai panjang 1.450 meter, yang dinilai cukup untuk melayani penerbangan pesawat berukuran sedang seperti ATR 72.
“Runway kami sudah siap, pelayanan juga kami siapkan untuk mendukung operasional pesawat ATR. Bahkan, pengalaman melayani pesawat jenis itu sudah pernah terjadi beberapa tahun lalu,” terangnya.
Ditambahkannya, penerbangan dengan pesawat jenis ATR di Bandara Muhammad Taufiq Kiemas sempat dilakukan oleh maskapai Wings Air pada tahun 2020. Namun, layanan tersebut hanya bertahan sekitar satu tahun karena berbagai kendala teknis dan non-teknis yang dihadapi kala itu.
“Ke depan ada keberlanjutan dan konsistensi dalam membuka kembali rute-rute komersial dengan pesawat kapasitas besar dari Bandara Muhammad Taufiq Kiemas. Hal ini dinilai penting untuk mendorong percepatan konektivitas dan pertumbuhan sektor pariwisata, yang merupakan andalan utama Kabupaten Pesisir Barat,” pungksnya. (yogi/*)