Air India Diperiksa Setelah Ketahuan Terbangkan Pesawat Tanpa Sertifikat Kelaikan Udara

Jumat 05 Dec 2025 - 13:52 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO- Otoritas penerbangan India tengah menyelidiki Air India setelah maskapai tersebut kedapatan mengoperasikan satu pesawat tanpa sertifikat kelaikan udara yang masih berlaku. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DGCA) memastikan pesawat itu telah dihentikan sementara dari seluruh layanan komersial.

Temuan ini terungkap ketika seorang teknisi melakukan pemeriksaan rutin dan mendapati bahwa pesawat yang diduga merupakan Airbus A320 itu tidak memiliki sertifikat kelaikan udara. Padahal pesawat tersebut telah digunakan untuk delapan penerbangan pada 24 dan 25 November.

Menurut DGCA, sertifikat pesawat kedaluwarsa ketika pesawat sedang menjalani penggantian mesin. Namun pesawat kembali dioperasikan tanpa melalui proses pembaruan sertifikat, sebuah pelanggaran keselamatan serius di India. Beberapa staf terkait telah diberhentikan sementara untuk kepentingan investigasi.

Kasus ini terjadi di tengah proses merger Air India dengan Vistara, yang membuat sebagian proses sertifikasi kini ditangani langsung oleh DGCA. Regulator menyatakan telah menyetujui 69 dari 70 pesawat Vistara, sementara satu unit yang bermasalah masih menunggu pembaruan izin seiring perbaikan teknis.

DGCA menegaskan telah meluncurkan penyelidikan formal dan memerintahkan Air India menutup celah sistem yang memungkinkan kelalaian ini terjadi. Mereka juga memperingatkan bahwa pelanggaran seperti ini dapat berdampak serius, termasuk terhadap penyewa pesawat serta perusahaan asuransi.

Air India dalam pernyataan resminya menyebut telah memulai investigasi internal dan akan menerapkan langkah perbaikan agar insiden serupa tidak terulang. Maskapai menegaskan komitmen untuk menjaga standar keselamatan operasional tertinggi.

 

Insiden ini menambah panjang daftar tantangan Air India sepanjang 2025, termasuk dampak kecelakaan fatal Boeing 787 Dreamliner pada Juni lalu yang menewaskan 260 orang. Audit pemerintah sebelumnya juga menemukan 51 masalah keselamatan yang perlu dibenahi maskapai tersebut.

Kategori :