BALIKBUKIT - Menyikapi terus meningkatnya intensitas hujan di Kabupaten Lampung Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, mulai menyiagakan personel dalam hal ini Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas-PB).
Kepala Pelaksana BPBD Lampung Barat Padang Prio Utomo mengatakan, pihaknya telah memiliki tiga pleton Satgas-PB, kemudian 655 Satgas PB Pekon, dengan demikian jumlah personel dibawah naungan BPBD setempat mencapai 745 orang.
"Ada 745 petugas penanggulangan bencana, terdiri dari 655 orang adalah satgas penanggulangan bencana di semua pekon dengan masing-masing pekon terdiri dari lima orang satgas. Kami menyiagakan mereka, dan siap untuk menghadapi segala kemungkinan bencana yang terjadi," ujarnya.
Dijelaskan, tiga plenon terdiri dari 90 orang terbagi untuk satgas penanggulangan bencana satu peleton, tim reaksi cepat satu peleton, dan tim SAR satu peleton. Tiga peleton satgas ini siap siaga di kabupaten. Seluruh satgas ini sudah dilatih tentang bagaimana cara melaksanakan penanganan dan pengendalian jika terjadi bencana. Saat ini mereka sudah disiagakan.
"Satgas pekon masing-masing siap siaga di setiap pekonnya. Sementara satgas kabupaten menunggu informasi pihak pekon. Satgas kabupaten ini ada yang siap siaga di kabupaten dan ada yang di kecamatan. Intinya, lanjut dia, satgas kabupaten siap siaga untuk menangani jika ada kejadian bencana yang ada di wilayah Lampung Barat. Pelaksanaan penanggulangan bencana juga dikoordinasikan dengan pihak terkait lainnya seperti Dinas PU, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, dan lainnya," kata dia.
Selain mensiagakan personel, pihaknya juga sudah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk penanganan bencana. Peralatan yang sudah disiapkan antara lain tenda pengungsian tiga unit, tenda keluarga delapan unit, dan sejumlah tenda tambahan yang bersumber dari bantuan BNPB.
Kemudian ada perahu karet dua unit dan perahu fiber tiga unit dan gergaji/censhow tiga unit. Lalu peralatan penanganan bencana lainnya seperti pelampung dan alat selam hingga lampu khusus kedaruratan. Kemudian ada juga kendaraan untuk mobilisasi total delapan unit terdiri dari mobil dapur umum, mobil operasional, mobil tangki, mobil serba guna ditambah pick up empat unit dan lainnya. (nopri/lusiana)