Kenapa Banyak Bank Asing Hengkang Dari Indonesia? Ini Kata OJK

Foto: Dok/Net--

Radarlambar.Bacakoran.co - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan bank-bank asing dari Asia masih mengincar prospek jangka panjang perbankan RI. ADVERTISEMENT Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fenomena hengkangnya sejumlah bank asing dari Indonesia terjadi karena mereka kalah dalam bersaing atau karena perubahan kebijakan di negaranya.
Ketika bank asal negara Barat keluar dari Indonesia, bank Asia justru gencar masuk karena melihat potensi jangka panjang di pasar ini. "Bank asal Amerika Serikat, Eropa, Australia mereka hengkang dari Indonesia karena kebijakan sentral dari pihak bank,"
Mereka juga bahkan menyadari bersaing dengan bank lokal untuk retail itu berat sekali sehingga mereka fokus ke korporasi," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae, dalam Focus Group Discussion Komisioner OJK dengan Redaktur Media Massa, di Jakarta, Selasa (8/10).
Seperti diketahui sebelumnya, ada beberapa bank asing yang mulai sudah meninggalkan Indonesia. Citibank, NA, meraka menutup bisnis consumer banking di Indonesia pada 18 November 2023 lalu,  Bank asal AS itu menjual bisnis consumer banking kepada UOB senilai US$ 1,1 miliar atau Rp 16,9 triliun. Bank dari asal Inggris, Standard Chartered, merekamenjual bisnis consumer banking termasuk kartu kreditnya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada 2023. Stanchart kemudian memasang strategi yang baru untuk menjalankan bisnis retail banking secara digital. Stanchart menjual kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bangkok Bank.  Baru-baru ini, Commonwealth Bank asal Australia, mereka menjual seluruh sahamnya di PT Bank Commonwealth Indonesia kepada PT OCBC Indonesia Tbk (NISP).
Dian mengatakan keputusan Commonwealth Bank untuk melepas bisnisnya di Indonesia karena mereka mendapatkan penugasan dari pemerintah Australia agar fokus pada pembenahan perekonomian pada negara tersebut.
Bank-bank Asia Lebih Agresif Berbeda dengan bank-bank asal negara Barat, bank-bank dari Asia justru agresif masuk ke pasar Indonesia. "Mereka memiliki long term view, Indonesia adalah  perekonomian terbesar di bagian Asia Tenggara. Dirinya ketemu dengan investor Cina, Jepang, mereka siap komitmen untuk akuisisi bank yang ada," jelas Dian.
Beberapa bank besar Asia menunjukkan ekspansinya di Indonesia. Bangkok Bank asal dari Thailand menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Permata Tbk (BNLI) setelah membeli saham milik Stanchart dan PT Astra International Tbk (ASII) di tahun2020.pada tahun lalu, Industrial Bank of Korea salah satu yang  menjadi pemegang saham pengendali PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) dengan suntikan modal dengan nilai besar yaitu Rp 1 triliun. KB Kookmin Bank Ltd asal Korea Selatan menguasai PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), dengan nilai suntikan modal yang telah dikucurkan lebih dari Rp 8 triliun.
Bank-bank besar asal Jepang juga menguasai sejumlah bank di Indonesia. Misalnya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dengan besaran 92,47% saham milik mereka  dikuasai oleh MUFG Bank. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang baru ini berganti nama menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk, dimiliki oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan