Sosok Frofesor Stella Christie Bicara Soal Teknologi AI
Stella Christie. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co - Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyiapkan nama-nama calon anggota kabinetnya diantaranya yang masuk kabinet yakni akademisi Profesor Stella Christie.
Guru Besar Universitas Tsinghua, Cina tersebut telah dipanggil Prabowo ke kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada 15 Oktober 2024 lalu. Setelah pemanggilan Christie menyempatkan diri untuk perkenalan kepada awak media.
"Saya ilmuwan cognitive science mempelajari otak, cara berpikir manusia, hewan serta kecerdasan buatan (AI), jadi interdisipliner," ungkapnya.
Tercatat pada laman Universitas Tsinghua Christie sebagai Profesor pada Departemen Psikologi. Stella Christie juga merupakan Ketua Penelitian di Laboratorium Otak serta Kecerdasan Tsinghua.
Christie adalah sarjana psikologi jebolan Universitas Harvard di Amerika Serikat dirinya lahir di Medan, Sumatra Utara pada 11 Januari 1979 silam dan menempuh pendikan dasar hingga menengah di SMA Santa Ursula Sumatera Utara.
Dirinya kemudian melanjutkan pendidikan di Harvard dengan dukungan beasiswa penuh pada 1999. Selanjutnya dirinya melanjutkan studi lanjutan di Northwestern University, Amerika Serikat serta mendapatkan gelar Ph.D. pada bidang psikologi kognitif 2010 lalu.
Prof. Stella Christie juga sering menjadi pembicara pada forum internasional di berbagai kampus. Diantaranya seminar diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di tahun 2023 tepatnya pada bulan Oktober.
Kegiatan tersebut adalah bagian dari forum Internasional Conference on Education (Icedu) dimana itu diadakan oleh Fakultas Keguruan serta Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Agama Islam UMM.
Dari laman UMM Christie mengatakan AI tak lebih pintar dari bayi serta tidak akan bisa menggantikan manusia sehingga dirinya juga meminta publik tidak perlu takut soal perkembangan AI.
Menurutnya manusia tak akan digantikan oleh kecerdasan buatan di bidang pendidikan, pekerjaan, dan bidang lainnya. Hal itu karena kecerdasan buatan pasti memerlukan manusia dalam membantunya terus berkembang.
Meski demikian dirinya mengatakan tidak dapat dipungkiri AI harus diimplementasikan di dunia pendidikan Utamanya pada upaya membantu siswa dalam berkembang mengikuti zaman. (*)