Apa Itu Stalaktit dan Stalagmit?

Stalaktit-stalagmit. Foto Pixabay--

Radarlambar.bacakoran.co - Belum lama ini sebuah gua dengan fenomena stalaktit dan stalagmit aktif ditemukan di sebuah lokasi perbukitan karst yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta, secara tidak disengaja oleh pekerja proyek saat melakukan pengerukan untuk rencana pembangunan ruas jalan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang ada di Gunungkidul.

Fenomena penemuan gua tersebut cukup menggegerkan semua pihak. Berdasarkan informasi yang dilansir dari berbagai sumber, gua terlihat cukup indah, karena stalaktit dan juga stalagmit di dalam gua itu masih aktif. Diperkirakan luas gua itu mencapai 30x30 meter dan dengan tinggi sekitar lima meter.

Seperti diketahui bahwa, stalaktit adalah batangan kapur yang menggantung di langit-langit gua dengan bentuk meruncing ke bawah. Sementara itu, stalagmit merupakan batuan kapur yang berdiri tegak di lantai gua dengan posisi mengarah ke atas. Stalaktit maupun stalagmit terbentuk dari adanya rembesan air, terutama air hujan ke dalam sela-sela bebatuan hingga masuk kedalam gua.

Aliran air itu mengalir melewati material organik dan mengambil gas karbon dioksida sehingga air itu juga menciptakan asam karbonat. Air yang mengandung asam karbonat itu terus mengaliri retakan pada batu kapur, serta melarutkan mineral kalsit tempat gua terbentuk.

Ketika air yang ikut menahan batu terlarut ini terkena udara di dalam gua, maka air itu melepaskan gas karbon dioksida. Sehingga, saat karbon dioksida dilepaskan, kalsit diendapkan kembali pada dinding gua, serta langit-langit, dan lantai. Pengendapan ini kemudian membentuk stalaktit dan stalagmit setelah tetesan air yang tak terhitung jumlahnya itu terus menumpuk.

Tidak heran stalaktit dan stalagmit yang telah terbentuk itu menciptakan keindahan yang luar biasa di dalam gua. Sehingga, gua yang memiliki tumpukan stalaktit dan stalagmit itu biasanya tetap dijaga kelestariannya agar tidak rusak.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan