Perlu Diperhatikan, Mouth Breathing Ternyata Ada Dampaknya

Bernapas melalui mulut./ foto: ilustrasi freepik.com--

Radarlambar.Bacakoran.co - Bernapas melalui mulut atau mouth breathing merupakan kondisi saat seseorang tidak bisa bernapas melalui hidung. Sehingga mereka menghirup udara lewat mulut.
Bernapas melalui mulut bisa menyebabkan gangguan tidur yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Bernapas melalui mulut juga bisa mengubah kondisi wajah seseorang. Layanan kesehatan menangani pernapasan melalui mulut, itu dengan operasi atau pengobatan agar orang tersebut bisa bernapas melalui hidung.
Untuk diketahui bahwa, bernapas melalui mulut mungkin menjadi alasan mengapa sebagian orang terbangun dengan kondisi mulut kering serta meneteskan air liur di bantal.
Tetapi, bernapas melalui mulut tersebut akan menimbulkan masalah, seperti menyebabkan gangguan tidur, dan sebagainya. Sebagian besar orang memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut itu sejak mereka masih kecil, yang berpotensi menimbulkan masalah dalam jangka panjang.
Apa bedanya bernapas lewat hidung atau mulut?
Terdapat beberapa perbedaan antara bernapas melalui mulut dan melalui  hidung. Saat Anda bernapas melalui hidung, rambut-rambut halus yang disebut silia menyaring kotoran seperti alergen, polusi, bahkan serangga kecil.
Paru-paru serta tenggorokan Anda berfungsi lebih baik dengan udara lembab. Hidung Anda memiliki struktur tulang yang disebut turbinat yang berfungsi mengenai hal itu. Udara yang Anda hirup melalui mulut akan lebih kering. Begitu juga, dengan tenggorokan maupun paru-paru Anda membutuhkan udara yang hangat.
Ketika Anda menghirup udara melalui hidung, udara yang Anda hirup perlahan-lahan akan menghangat sampai dengan mendekati suhu tubuh, dengan begitu akan mudah diserap oleh jaringan tubuh.
Siapa saja yang dapat terkena dampak pernapasan melalui mulut?
Bernapas melalui mulut sangat mempengaruhi orang dewasa dan anak-anak. Dari berbagai informasi itu bahkan 10-25% anak-anak bernapas melalui mulut.
Orang yang bernapas melalui mulut serta bukan hidung, akan lebih mungkin mengalami gangguan tidur, termasuk sleep apnea . Anak-anak yang bernapas melalui mulut akan lebih mungkin mengalami masalah gigi seperti maloklusi serta perbedaan wajah.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi pernapasan lewat hidung itu antara lain :
- Adenoid yang membesar
Adenoid merupakan kelenjar, tampak seperti gumpalan jaringan kecil yang berada diatas langit-langit mulut, serta di belakang hidung. Adenoid melindungi anak-anak dari bakteri maupun virus. Biasanya, adenoid membengkak atau terinfeksi, sehingga menghalangi saluran pernapasan anak-anak. Bahkan, adenoid juga mengecil seiring dengan bertambahnya usia.
- Hidung tersumbat
Jika Anda menderita alergi , pilek, atau sinusitis kronis, Anda mungkin mengalami hidung tersumbat secara terus-menerus yang membuat Anda tidak bisa  bernapas melalui hidung.
- Septum menyimpang
Septum merupakan tulang rawan serta tulang yang membagi bagian di dalam hidung menjadi dua sisi. Jika kondisi septum miring kesatu sisi, hal itu dapat menghalangi jalan pernapasan.
Berikut ini juga beberapa gejala bernapas melalui mulut yang berpengaruh bagi orang dewasa maupun anak-anak
- Mulut kering
Bernapas melalui mulut ketika tidur mengeringkan salvia yang menjaga mulut Anda tetap lembab.
- Bau mulut
Bernapas melalui mulut juga mempengaruhi aliran air liur yang biasanya menjaga mulut Anda tetap bersih
- Mengiler di bantal
Air liur yang biasanya terkumpul di mulut Anda akan merembes keluar dari mulut Anda yang terbuka.
- Maloklusi
Maloklusi terjadi ketika gigi atas serta bawah tidak sejajar. Anak-anak yang bernapas melalui mulut memiliki gejala berbeda-beda dan bahkan bisa  lebih serius
- Masalah perilaku
 Penelitian menunjukkan beberapa anak yang bernapas lewat mulut akan mengalami masalah perilaku.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan