Pilpres AS, Ini Lima Alasan Kenapa Kamala Harris Kalah dari Donald Trump
Kamala Harris kandidat presiden perempuan dari Partai Demokrat yang dikalahkan Donald Trump--
Radarlambar.bacakoran.co- Donald Trump memenangkan Pilpres AS 2024 dan kembali ke Gedung Putih setelah mengalahkan Kamala Harris. Tidak seperti tahun 2020, kali ini Trump terus unggul sejak awal, terutama di negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama.
Harris, yang diusung Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri, menjadi kandidat perempuan kedua yang dikalahkan Trump, setelah Hillary Clinton pada 2016.
Beberapa Faktor Kekalahan Harris dalam Pilpres 2024:
1. Tantangan Ekonomi yang Berat
Meskipun angka pengangguran rendah dan pasar saham menguat, banyak warga AS tetap merasa terbebani oleh kenaikan harga dan inflasi pasca pandemi. Kondisi ini memberi keuntungan bagi Trump yang menyoroti bahwa kehidupan warga tak lebih baik dibanding empat tahun lalu. Sentimen ekonomi yang negatif tampaknya mendorong banyak pemilih untuk menginginkan perubahan.
2. Ketidakpuasan Masyarakat
Data survei menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil warga Amerika yang puas dengan arah negara saat ini, sementara sebagian besar merasa pesimis dengan kondisi ekonomi. Persepsi negatif terhadap kebijakan-kebijakan Biden menambah tantangan bagi Harris dalam menarik simpati pemilih.
3. Pengaruh Popularitas Biden yang Menurun
Sejak Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi dan digantikan oleh Harris, mantan Wapres tersebut mencoba menggalang dukungan untuk program-program yang membela hak aborsi dan memperbaiki ekonomi. Namun, bayang-bayang ketidakpuasan terhadap kinerja Biden selama menjabat membuat Harris kesulitan mengatasi citra negatif tersebut.
4. Sentimen Publik yang Belum Berubah
Meskipun Harris sempat mendapat dukungan dari berbagai tokoh terkenal dan kontribusi dana kampanye yang besar, hal ini belum cukup untuk menghilangkan sentimen anti-pemerintahan yang masih kuat di kalangan pemilih.
Dengan kemenangan Trump, ia akan kembali memimpin Amerika Serikat, sementara hasil ini menunjukkan tantangan bagi kandidat-kandidat Demokrat dalam meraih dukungan publik pada masa mendatang.(*)