Kerusakan Jalan Tak Kunjung Ditangani Pemkab, Warga Dua Pekon Bertindak Sendiri
Anggota DPRD Lambar dapil II, Herpin bersama masyarakat pekon Tebaliokh dan Sukabumi Kecamatan Batubrak bahu membahu memperbaiki kerusakan jalan yang menghubungkan dua pekon tersebut. -Foto Dok---
BATUBRAK - Rasa kecewa dan lelah terhadap janji pemerintah yang tak kunjung dipenuhi mendorong masyarakat Pekon Tebaliokh dan Sukabumi, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, untuk turun tangan memperbaiki jalan rusak yang menghubungkan kedua pekon tersebut.
Jalan yang kondisinya kian memprihatinkan ini akhirnya diperbaiki secara swadaya oleh warga pada Minggu 10 November 2024, tanpa bantuan pemerintah kabupaten yang dianggap sudah berulang kali ingkar janji.
Diketahui, jalan tersebut sebelumnya sempat dibangun menggunakan anggaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) oleh masing-masing Pekon Sukabumi dan Tebaliokh. Namun, sejak jalan ini beralih menjadi kewenangan kabupaten, pemerintah pekon tidak lagi memiliki kewenangan untuk melakukan perbaikan.
Ironisnya, meski berulang kali dijanjikan damn terakhir dikabarkan telah masuk dalam prioritas APBD di tahun 2024 ini, namun hingga menjelang akhir tahun realisasi perbaikan dari pemerintah tersebut tak kunjung datang.
Disela-sela kunjungan kelokasi tersebut, Anggota DPRD Dapil II, Herpin yang ikut berbaur dari mengaduk sampai mengampar bahan coran dalam perbaikan jalan tersebut, menyampaikan keprihatinannya atas lambatnya realisasi janji pemerintah yang sudah lama disampaikan dalam Musrenbang.
“Jalan ini adalah akses vital bagi masyarakat yang tinggal di dusun-dusun kantong di Pekon Tebaliokh, Sukabumi, dan Kotabesi. Masyarakat sudah sering kali mengajukan perbaikan, tetapi yang datang hanyalah janji. Saat ini, banyak warga yang sampai menyumbang per kepala rumah tangga karena sudah bosan menunggu dari tahun ke tahun tanpa hasil,” ujar Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Kondisi jalan yang buruk bahkan membahayakan keselamatan anak-anak yang harus melewati jalan licin untuk pergi ke sekolah. Hampir semua anak-anak di wilayah tersebut pernah terjatuh dari motor akibat kondisi jalan yang buruk. Tak hanya itu, akses jalan yang minim ini juga menghambat aktivitas ekonomi warga, mulai dari pergi ke pasar hingga mengakses fasilitas kesehatan.
Sejauh ini, terdapat dua titik utama di Tebaliokh yang kondisinya sangat parah dan belum pernah mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah kabupaten, yaitu wilayah Agung Raya dengan panjang jalan rusak mencapai 1.000 meter dan Kali Pasir sepanjang 1.300 meter. Meski upaya masyarakat melakukan perbaikan swadaya sudah dilakukan, perbaikan tersebut tentunya masih jauh dari cukup.
“Masyarakat tidak muluk-muluk hanya berharap akses jalan selebar satu meter saja agar dapat mempermudah aktivitas mereka, dari sekolah hingga ke wilayah lainnya bisa lancar,” tegasnya.
Sementara itu, protes terus muncul terkait janji pemerintah yang tak kunjung terealisasi meskipun telah masuk dalam rencana anggaran 2024. “Hingga kini, memasuki bulan November, tak ada tanda-tanda dimulainya pembangunan,” pungkas dia. (edi/lusiana)