Suripto Mantan Ketua Dewan Pakar PKS Wafat
--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO — Mantan Ketua Dewan Pakar PKS, Suripto, wafat pada siang hari Kamis, 6 November 2025, pukul 12.41 WIB di RS Fatmawati. Kepergian tokoh ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta masyarakat yang mengenalnya sebagai pejuang intelijen dan pembela Palestina.
Suripto dikenal sebagai sosok perwira senior di Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) pada masa Orde Baru. Ia menjadi bagian dari generasi yang membangun arsitektur intelijen modern Indonesia, namun tidak hanya sebagai pelaku operasi senyap, melainkan juga seorang pemikir strategis. Pengalaman panjangnya membawanya aktif di Majelis Pertimbangan Pusat PKS, khususnya dalam proyek kajian strategis terkait kewaspadaan politik dan early warning system.
Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Mulyanto, menuturkan Suripto selalu mempertahankan ketajaman analisisnya bahkan di usia senja. Ia menyoroti dinamika lingkungan strategis, termasuk pengaruh aktor nonnegara dan oligarki dalam ekonomi dan politik. Dalam diri Suripto, Mulyanto menemukan perpaduan unik antara disiplin intelijen dan kesadaran demokratis, yang tercermin dari prinsipnya bahwa intelijen yang baik bukan menakut-nakuti rakyat, melainkan membaca rakyat dengan cinta.
Setelah mengakhiri pengabdiannya di lembaga intelijen, Suripto terjun ke dunia politik sebagai anggota DPR dari PKS. Ia memanfaatkan pengalaman intelijennya untuk menyoroti isu pertahanan, keamanan, dan Papua dengan cara tenang, tajam, dan berwawasan. Ia menekankan pentingnya independensi lembaga intelijen dari kepentingan rezim dan keberanian untuk melindungi negara, bukan melayani kekuasaan.
Selain kiprah politik, Suripto juga dikenal aktif dalam kegiatan kemanusiaan sebagai Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP). Ia rutin membawa sumbangan dari masyarakat Indonesia ke Palestina, serta sering melakukan perjalanan Jakarta-Gaza untuk menyampaikan amanat perdamaian.
Mulyanto mengenang kepribadian Suripto yang sederhana; tidak memiliki pantangan makanan tertentu, dari sate kambing hingga durian atau kopi. Kepergiannya menjadi pengingat bagi bangsa tentang pentingnya integritas dan keberanian dalam pengabdian. Suripto meninggalkan warisan berupa ketenangan, kejernihan pikiran, serta pesan bahwa intelijen sejati melampaui pengumpulan data dan berada pada keberanian membaca kebenaran.