BMKG Imbau Masyarakat Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem dan Potensi Bencana Hidrometeorologi
Siklon Tropis Yinxing. Foto Dok/BMKG--
Radarlambar.bacakoran.co- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI, Dwikorita Karnawati, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi.
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi dampak musim penghujan yang sudah dimulai di sebagian besar wilayah Indonesia.
Menurut Dwikorita, fenomena La Nina yang terjadi saat ini dapat menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi hingga 20 persen, yang berpotensi berlangsung hingga awal 2025.
Hal ini bisa meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat diminta untuk lebih waspada, terutama di daerah yang rentan terhadap bencana.
Dwikorita juga menyarankan agar pemerintah mengoptimalkan fungsi infrastruktur sumber daya air di wilayah perkotaan, seperti sistem drainase, sistem resapan air, serta penampungan air yang dapat berfungsi dengan baik untuk mengurangi risiko banjir. Keandalan operasional waduk, embung, dan kolam retensi juga harus diperhatikan, terutama untuk mengelola curah hujan tinggi pada musim hujan dan penyimpanan air saat musim kemarau.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan bahwa sebagian wilayah Indonesia, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Jawa bagian tengah hingga barat, telah memasuki musim penghujan. Wilayah lainnya, seperti Pulau Jawa, diperkirakan akan mulai merasakan musim hujan pada akhir November 2024.
Meskipun musim hujan baru dimulai, beberapa bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, sudah terjadi di wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat.
Guswanto menambahkan bahwa berdasarkan analisis mingguan BMKG, terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir atau angin kencang dalam beberapa pekan ke depan.
Peningkatan intensitas hujan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor atmosfer yang berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat, penerbangan, dan pelayaran.
BMKG juga mengimbau para pengguna transportasi, baik laut maupun udara, untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Nelayan diminta untuk tidak melaut saat kondisi cuaca buruk dan selalu memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi InfoBMKG.(*)