Luncurkan Satelit Baru, NOAA Pantau Kebocoran Gas Metana Setiap 7 Detik
Ilustrasi emisi metana yang lepas dari tumpukan sampah. Foto Dok/Net--
Radarlambar.bacakoran.co- National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) baru saja meluncurkan satelit GOES yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memantau kebocoran gas metana di atmosfer.
Satelit GOES-16 dan GOES-18, yang dilengkapi dengan kamera Advanced Baseline Imager (ABI), memiliki kemampuan untuk mendeteksi kebocoran metana, penyebab utama gas rumah kaca, setiap 7 detik.
Shobha Kondragunta, peneliti dari NOAA, menjelaskan bahwa tujuan utama dari uji coba ini adalah untuk mengetahui secara akurat berapa banyak metana yang dilepaskan ke atmosfer.
Dalam percobaannya, NOAA bekerja sama dengan Harvard University dan organisasi nirlaba Carbon Mapper untuk menguji potensi penggunaan satelit GOES dalam melacak dan mengukur emisi metana.
Satelit ini dapat mendeteksi gas metana yang berasal dari berbagai sumber, baik alami maupun buatan manusia. Di antaranya termasuk peternakan sapi, pengelolaan pupuk kandang, ekstraksi bahan bakar fosil, serta jaringan pipa dan pengelolaan limbah di tempat pembuangan akhir.
Satelit GOES memberikan data yang lebih cepat dan lebih lengkap mengenai lokasi dan jumlah emisi metana, serta membantu upaya mitigasi ketika kebocoran terjadi.
Direktur Laboratorium Pemantauan Global OAR, Vanda Grubisic, menyebut data satelit sering divalidasi menggunakan data in situ, dan percobaan ini memberikan kesempatan untuk mengevaluasi fluks metana yang diamati dari instrumen berbasis darat dan berbasis pesawat.
Meskipun GOES menunjukkan potensi besar dalam pelacakan kebocoran metana, ilmuwan juga mengakui adanya keterbatasan dalam teknologi ini. Satelit hanya dapat mendeteksi kebocoran metana pada siang hari, dan hanya dapat mendeteksi kebocoran besar yang diukur dalam puluhan ton per jam. Namun, instrumen ini memiliki kemampuan unik untuk memantau kebocoran besar secara real-time.
Daniel Varon, peneliti dari Harvard University, mengungkapkan bahwa meskipun ada keterbatasan, teknologi ini tetap memberikan kontribusi penting dalam mengidentifikasi dan memitigasi kebocoran gas metana.
Satelit GOES-19 yang sedang diuji coba diharapkan dapat beroperasi penuh pada tahun 2025 dan akan menjadi bagian dari satelit GOES Timur milik NOAA. Teknologi ini diyakini akan menjadi alat yang sangat berguna dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi metana.(*)