Crazy Rich asal Vietnam Bisa Bebas dari Vonis Mati Jika Membayar Rp142 T
Crazy Rich Vietnam Truong My Lan. (Foto/AFP)--
Radarlambar.bacakoran.co- Pengusaha Vietnam terkenal, Truong My Lan, menghadapi vonis hukuman mati setelah gagal dalam upaya banding atas kasus penipuan keuangan yang mengguncang negara. Namun, peluang untuk lepas dari hukuman tersebut masih terbuka jika ia mampu mengembalikan sebagian dari kerugian yang diakibatkan oleh tindakannya.
Wanita berusia 68 tahun ini harus membayar US$9 miliar atau sekitar Rp142 triliun setara dengan sepertiga dari total kerugian yang ia sebabkan. Jika pembayaran dilakukan maka hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan Ho Chi Minh City dapat diubah.
Kasus yang melibatkan Truong My Lan digadang sebagai salah satu skandal keuangan terbesar dalam sejarah Vietnam, dengan total kerugian mencapai US$12 miliar atau sekitar Rp190 triliun. Angka tersebut menyentuh hampir 3 persen dari total ekonomi negara, menciptakan ketidakstabilan di sektor keuangan dan menurunkan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Vietnam.
Lan didakwa sebagai otak dari jaringan perusahaan cangkang yang digunakan untuk mengambil pinjaman dan uang tunai selama lebih dari satu dekade. Dalam prosesnya, jaksa menemukan bahwa ia memanipulasi regulasi perbankan Vietnam, termasuk menyuap pejabat untuk menutupi jejak kejahatannya.
Meskipun secara resmi Lan hanya memiliki 5 persen saham di Saigon Commercial Bank (SCB), ia dituduh menguasai 91,5 persen saham secara tidak langsung. Skandal ini memicu keresahan publik, termasuk aksi protes selama seminggu terhadap SCB pada Oktober 2022. Bank tersebut, yang sebelumnya menjadi pemberi pinjaman terbesar kelima di Vietnam, kini berada di bawah sorotan tajam.
Kerugian dari kasus Truong My Lan bahkan melampaui beberapa skandal besar di dunia. Sebagai perbandingan, kasus 1MDB di Malaysia yang melibatkan penggelapan sekitar US$4,5 miliar tampak kecil jika dibandingkan dengan skandal Lan. Bahkan, kerugian yang ditimbulkan oleh pendiri FTX, Sam Bankman-Fried, senilai US$8 miliar juga tidak sebanding dengan kerugian keuangan yang disebabkan oleh Lan dan jaringannya.
Dari total uang yang disedot melalui perusahaan cangkang, US$12 miliar telah dinyatakan sebagai hasil penggelapan langsung. Selain hukuman mati, Lan juga dijatuhi hukuman seumur hidup pada kasus terpisah yang melibatkan tuduhan pencucian uang, transfer ilegal, dan penyalahgunaan dana sebesar US$27 miliar.
Manipulasi perbankan yang dilakukan Lan mencuat saat ekonomi Vietnam sedang berjuang pulih dari dampak pandemi COVID-19. Kredit macet dan runtuhnya bisnis terkait Lan memperburuk kondisi perekonomian, membuat skandal ini menjadi perhatian nasional.
Kini, pengembalian sebagian dari dana yang digelapkan menjadi satu-satunya cara bagi Truong My Lan untuk menghindari hukuman mati. Namun, jumlah yang harus dikembalikan sangat besar, sehingga nasibnya menjadi tanda tanya besar bagi publik Vietnam.
Kasus ini tidak hanya menggambarkan kerentanan sistem keuangan Vietnam, tetapi juga menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap sektor perbankan dan regulasi investasi untuk mencegah kasus serupa di masa depan. (*)