Waspada! Harimau Tertangkap, Belum Pasti Pelaku Penyerangan Manusia
HARIMAU yang masuk dalam box trap di Talang Santani Pekon Bumi Hantatai Kecamatan Bandar Negeri Suoh Lampung Barat Jumat 13 Desember lalu belum dipastikan adalah harimau yang telah menyerang manusia. foto dok--
SUOH – Harimau yang masuk dalam kandang jebak (box trap), di Talang Santani, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Jumat (13/12/2024) lalu belum dipastikan adalah harimau yang telah menyerang Karim Yulianto, yang ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan pada Sabtu (21/9/2024).
Kepala TNBBS Resort Suoh, Sulki, S.H., menjelaskan bahwa penanganan harimau yang tertangkap melalui kandang jebak beberapa waktu lalu sepenuhnya berada di bawah kewenangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu. Saat ini, satwa liar tersebut telah direlokasi ke Lembah Hijau, Bandar Lampung, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
”Hingga saat ini, kami masih menunggu kabar dari tim dokter terkait hasil identifikasi. Belum bisa dipastikan apakah harimau ini merupakan pelaku yang menyerang manusia atau bukan,” ujar Sulki.
Menurutnya, Satgas Penanganan Konflik Satwa dan Manusia turut menghimbau masyarakat untuk tetap waspada. Terlebih total dua harimau yang telah direlokasi itu belum bisa dipastikan adalah harimau yang menyerang manusia.
”Kami mengingatkan warga untuk tidak lengah, karena konflik dengan satwa liar dapat terjadi kapan saja, terutama di wilayah-wilayah yang dekat dengan habitat harimau,” tambahnya.
Disinggung soal populasi harimau sumatera di wilayah Suoh dan BNS, menurut Sulki, diketahui cukup banyak, bahkan pihaknya pernah menemukan jejak kaki lebih dari tiga ekor dalam satu lokasi dengan ukuran berbeda yang kemungkinan harimau membawa anak.
”Kalau jumlahnya mungkin cukup banyak, bahkan ada yang masih membawa anak, karena itu kami tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk waspada,” ujarnya.
Lanjutnya, kandang jebak yang saat ini masih terpasang di Talang Peninjauan, Pekon Bumi Hantatai sebanyak satu unit. Selain itu koordinasi juga terus ditingkat, dan melakukan langkah-langkah ketika menerima informasi dari masyarakat.
”Ada satu unit box trap terpasang, dan Satgas masih akan terus melakukan pemantauan, termasuk secara berkala yakni lima hari sekali melakukan pengecekan di kandang jebak tersebut,” kata dia.
Sebelumnya, Kasi TNBBS Wilayah III Krui, Maris Feriadi, S.H., M.H., menjelaskan bahwa harimau yang tertangkap adalah individu dewasa. Namun, pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter hewan diperlukan untuk memastikan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatannya.
Upaya relokasi harimau tersebut juga melibatkan tim dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS), TNI, Polri, Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Wildlife Conservation Society (WCS), dan sejumlah masyarakat tergabung dalam Satgas penanganan konflik satwa liar. *