Jokowi Tantang PDIP dengan Pernyataan Terkait Pemecatannya
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno.//Foto:dok/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menyebut bahwa pemecatannya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menguji kebenaran keputusan itu. Pernyataan Jokowi itu disampaikan menyusul langkah PDIP yang memecatnya sebagai kader partai pada Selasa 17 Desember 2024 kemarin.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, memberikan analisis terkait pernyataan Jokowi tersebut. Menurut Adi, ungkapan "waktu yang akan menguji" adalah semacam tantangan bagi PDIP untuk membuktikan apakah keputusan mereka tepat atau tidak.
Adi kepada wartawan Rabu 18 Desember 2024 mengatakan, waktu yang akan menguji apakah PDIP salah atau benar memecat Jokowi dan Gibran. Ini bisa dianggap sebagai tantangan pembuktian.
Menurut Adi, salah satu ujian besar yang dihadapi PDIP adalah dampak pemecatan terhadap elektabilitas partai. Ada anggapan kuat bahwa kekuatan suara PDIP sangat dipengaruhi oleh popularitas Jokowi.
Dikatakannya, jika PDIP tetap solid meskipun tanpa Jokowi, itu akan menjadi bukti bahwa PDIP memiliki mesin politik yang kuat. Tapi, jika suara PDIP menurun drastis, bisa jadi keputusan tersebut salah besar.
Adi juga menilai intonasi suara Jokowi dalam merespons pemecatannya seolah memberikan pesan bahwa PDIP keliru dalam mengambil keputusan. Meski Jokowi tampak menghormati keputusan itu, nada dan cara jawabannya bisa dibaca sebagai sinyal bahwa pemecatan itu berisiko bagi PDIP.
Selama ini, Jokowi dikenal sebagai sosok yang jarang memberikan komentar terkait hubungan dengan PDIP. Namun, kali ini dia memberikan jawaban singkat namun penuh makna. Bahkan, lanjutnya, Jokowi tidak dalam posisi membela atau memberikan penilaian karena keputusan itu sudah terjadi. Nanti waktu yang akan mengujinya.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus memberikan balasan atas pernyataan Jokowi. Menurut Deddy, Jokowi sudah terbukti tidak setia pada partai, dan dia menyebut bahwa waktu yang dimaksud Jokowi sudah teruji dengan berbagai tindakan politiknya selama ini.
Deddy bahkan menyarankan Jokowi untuk bersyukur atas pemecatan itu, karena kini dia bebas untuk bergabung dengan partai mana pun atau bahkan membentuk partai baru tanpa ada ikatan organisasi atau moral lagi.
Dengan pernyataan-pernyataan tersebut, ketegangan antara Jokowi dan PDIP semakin memanas. Kini, waktu akan menjadi saksi apakah keputusan PDIP memecat Jokowi benar-benar akan berimbas pada pergeseran kekuatan politik di Indonesia.(*)