Drama Mary Jane: Kamuflase Ambulans yang Berakhir dengan Kepulangan Penuh Haru
Mary Jane membuat gestur love sign.//Foto:dok/net.--
Radarlambar.bacakoran.co - Mary Jane Fiesta Veloso, yang sempat menjadi sorotan dunia akibat kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke negara asalnya, Filipina, setelah bertahun-tahun berjuang di Indonesia. Keputusan tersebut menandai babak baru dalam kehidupan Mary Jane yang penuh lika-liku, termasuk drama penundaan eksekusi mati yang terjadi pada 2015.
Pada 29 April 2015, Mary Jane seharusnya dieksekusi mati bersama delapan terpidana mati lainnya. Tapi, di detik-detik terakhir eksekusi terhadap Mary Jane ditunda. Penundaan itu menjadi sorotan, terutama setelah terungkapnya fakta mengenai penggunaan sembilan ambulans yang berfungsi sebagai kamuflase. Ambulans-ambulans itu digunakan untuk mengelabui publik, mengingat hanya delapan terpidana yang akhirnya dieksekusi. Satu ambulans yang seharusnya membawa Mary Jane ternyata kosong, sebuah taktik yang diungkap oleh sumber-sumber yang terlibat dalam proses tersebut.
Tony T. Spontana, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, mengonfirmasi bahwa sembilan ambulans tersebut digunakan untuk mengurangi ketegangan yang muncul akibat eksekusi yang menjadi perhatian internasional. Sembilan ambulans itu untuk kamuflase dan menjadi strategi yang digunakan untuk menghindari kegaduhan lebih lanjut.
Namun, di balik penundaan eksekusi, ada faktor penting yang memengaruhi keputusan ini: permintaan Presiden Filipina saat itu, Benigno Aquino III. Ia bertemu dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia. Presiden Aquino menekankan bahwa Mary Jane adalah korban dari sindikat perdagangan manusia yang memanfaatkan dirinya untuk menyelundupkan narkoba. Sebagai bukti, sehari sebelum eksekusi, pihak Filipina berhasil menangkap Maria Cristina Sergio, yang diduga menjadi dalang di balik perdagangan manusia yang menjerat Mary Jane.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa penundaan eksekusi bukanlah pembatalan, melainkan kesempatan untuk memeriksa lebih lanjut kebenaran tuduhan perdagangan manusia. Bahkan, pihaknyai berhasil menunda eksekusi itu cukup lama sehingga akhirnya mencapai kesepakatan untuk memulangkan Mary Jane ke Filipina.
Setelah penantian panjang, akhirnya pada 17 Desember 2024, Mary Jane diberangkatkan kembali ke Filipina. Di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Mary Jane mengungkapkan rasa syukurnya. Dirinya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan akhirnya doa-doa saya dijawab, saya akan kembali ke negara saya. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, serta rakyat Indonesia yang telah mendukungnya selama ini.
Pada kesempatan tersebut, Mary Jane sempat menunjukkan rasa terima kasihnya dengan membentuk kedua tangannya menjadi love sign. Ia juga berjanji untuk tidak melupakan Indonesia yang telah memberinya kesempatan kedua dalam hidup. Dengan penuh semangat dia mengatakan jangan lupakan Mary Jane, ini adalah kehidupan baru saya yang saya mulai lagi di Filipina.
Sebagai tanda penghormatan, Mary Jane menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya, yang kemudian disambut tepuk tangan oleh pihak yang hadir di bandara.
I Nyoman Gede Surya Mataram, Deputi Koordinator Imigrasi dan Pemasyarakatan Kemenko Kumham, yang turut hadir dalam proses pemindahan di Bandara Soekarno-Hatta, mengatakan, Mary Jane kini kembali ke Filipina, namun ia tetap berstatus sebagai narapidana. Bahkan pemindahan Mary Jane dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di kedua negara. Mary Jane akan tetap berstatus sebagai narapidana dan akan dipenjarakan di Filipina sesuai hukum yang berlaku di negeri asalnya.
Kisah Mary Jane berakhir dengan kepulangan yang mengharukan, tetapi masih ada langkah-langkah hukum yang harus ia jalani di Filipina. Ini adalah awal baru bagi Mary Jane, yang berharap bisa memulai kembali kehidupannya di tanah kelahirannya.(*)