Benarkah Badai Matahari 2025 Akan Ganggu Internet dan Listrik Padam?
Ilustrasi badai Matahari. Foto Dok/Net--
Radarlambar.Bacakoran.co - Berita tentang badai Matahari yang diperkirakan terjadi pada 2025 dan dapat mengganggu internet serta menyebabkan pemadaman listrik berbulan-bulan telah tersebar luas di media sosial. Banyak warganet yang meyakini bahwa fenomena astronomi ini akan membawa dampak besar, terutama berdasarkan kejadian-kejadian serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Namun, apakah ancaman tersebut benar adanya?
Apa Itu Badai Matahari?
Badai Matahari merupakan fenomena alam yang terjadi ketika partikel, energi, medan magnet, dan material dari Matahari dipancarkan ke seluruh Tata Surya, termasuk Bumi. Jika badai ini mengenai Bumi, bisa menimbulkan badai geomagnetik yang mengganggu medan magnet Bumi. Akibatnya, gangguan pada sinyal radio dan sistem kelistrikan dapat terjadi. Namun, berkat atmosfer Bumi dan medan magnet yang melindungi kita, dampak langsung dari radiasi badai Matahari tidak sampai membahayakan kehidupan manusia.
Badai Matahari 2025: Apa yang Bisa Terjadi?
Gerhana Puannandra Putri, seorang peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam acara Dofida: Intip Fenomena Astronomi 2025 di kanal YouTube BRIN Indonesia pada 2 Desember 2024 yang lalu mengungkapkan bahwa badai Matahari memang dapat mempengaruhi satelit komunikasi, namun tidak sampai memutuskan akses internet secara total. Bahkan dirinya merasa gangguan itu tidak sampai menghilangkan akses internet. Teknologi yang ada sudah cukup maju untuk memprediksi tingkat aktivitas Matahari.
Dampak pada Satelit dan Navigasi
Menurut Puan, gangguan akibat badai Matahari akan lebih terasa pada sistem navigasi satelit, terutama dalam penerbangan pesawat. Hal ini disebabkan oleh adanya banyak flare X (suar Matahari yang sangat kuat) yang dapat mengganggu akurasi navigasi pesawat. Suar Matahari ini adalah ledakan besar di permukaan Matahari yang mengeluarkan energi dan partikel dalam jumlah besar, termasuk sinar X dan gelombang radio.
Suar X adalah jenis flare Matahari dengan kekuatan paling besar yang dapat mencapai lima tingkat keparahan, dengan setiap tingkat menunjukkan peningkatan energi 10 kali lipat. Jika aktivitas Matahari sedang tinggi dan banyak terjadi flare X, maka akurasi navigasi pesawat bisa terganggu. Tap, hal itu tidak akan menghentikan satelit atau sistem navigasi secara keseluruhan.
Listrik dan Internet: Apakah Bisa Padam?
Sementara itu, mengenai potensi pemadaman listrik akibat badai Matahari, Puan menyatakan bahwa peristiwa tersebut diperkirakan tidak akan terjadi pada badai Matahari 2025. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa pada masa lalu, badai Matahari yang sangat kuat memang pernah menyebabkan gangguan kelistrikan. Di masa lalu, ada kejadian ekstrem yang menyebabkan gangguan kelistrikan di permukaan, tetapi itu sangat jarang. Dengan kemajuan teknologi saat ini, dirinya dapat memprediksi dan mempersiapkan diri untuk fenomena tersebut.
Sebagai catatan, pada 6 Maret 1989 silam badai Matahari yang sangat kuat menyebabkan pemadaman listrik di Kanada. Kemudian, pada 2 April 2001, badai Matahari yang lebih besar lagi mengakibatkan matinya sinyal radio dengan tingkat gangguan R4, menurut skala cuaca ruang angkasa yang dikembangkan oleh NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Gangguan R4 menunjukkan tingkat keparahan yang signifikan, tetapi tidak sampai menghilangkan sinyal radio secara total.
Puncak Aktivitas Matahari
Puncak siklus aktivitas Matahari diperkirakan terjadi pada Oktober 2024, dan bisa berlanjut hingga tahun 2025. Dalam periode puncak ini, aktivitas Matahari memang cenderung meningkat, meningkatkan kemungkinan terjadinya badai Matahari. NASA dan NOAA telah memantau sejumlah suar Matahari kuat yang terjadi pada akhir tahun 2024, di mana dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 11 flare X tercatat oleh NASA.
Meski badai Matahari memang dapat menimbulkan gangguan pada satelit komunikasi dan navigasi, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, seperti pemutusan internet atau pemadaman listrik, diperkirakan tidak akan sebesar yang dibayangkan. Dengan kemajuan teknologi dan kemampuan untuk memprediksi aktivitas Matahari, kita memiliki peluang besar untuk mengantisipasi dan mengurangi potensi kerusakan yang ditimbulkan. Sehingga, meski fenomena ini patut diwaspadai, tidak perlu terlalu khawatir akan gangguan besar pada jaringan internet dan kelistrikan di 2025. (*)