Mantan Konglomerat Singapura, Ok Lim, dan Anak-Anaknya Dinyatakan Bangkrut

Mantan Konglomerat Singapura, Ok Lim--

Radarlambar.bacakoran.co -Mantan konglomerat sektor minyak Singapura, Lim Oon Kuin (lebih dikenal sebagai Ok Lim), bersama dengan kedua anaknya, Lim Huey Ching dan Evan Lim Chee Meng, dinyatakan bangkrut setelah menyetujui putusan pengadilan untuk membayar ganti rugi utang sebesar US$ 3,5 miliar. Hal ini diumumkan oleh pemerintah Singapura pada Jumat, 27 Desember 2024.

Ok Lim, yang kini berusia 82 tahun, bersama kedua anaknya, setuju untuk memenuhi keputusan pengadilan terkait utang yang ditanggung oleh Hin Leong Trading, perusahaan minyak milik keluarga Lim yang kini sedang dalam likuidasi. Pada April 2020, Hin Leong Trading, yang sebelumnya merupakan salah satu pemain utama dalam industri perdagangan minyak di Asia, mencatatkan kerugian besar dan tidak dapat membayar utangnya.

Kebangkrutan dan Proses Likuidasi
Hin Leong Trading didirikan pada tahun 1963 dan dikenal sebagai perusahaan perdagangan minyak global yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini terlibat dalam perdagangan berbagai produk minyak, termasuk bahan bakar kapal, solar, dan minyak mentah. Namun, perusahaan tersebut kini berada dalam proses likuidasi wajib setelah menghadapi kerugian yang sangat besar.

Menurut laporan dari CNA, Ok Lim dan kedua anaknya tidak memiliki cukup aset untuk melunasi utang-utangnya, yang menyebabkan mereka mengajukan permohonan kebangkrutan. Perintah kebangkrutan diterapkan pada 19 Desember 2024, dan diumumkan secara resmi pada Jumat, 27 Desember 2024.

Harta pailit mereka akan dikelola oleh wali amanat Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory. Sementara itu, likuidator Hin Leong telah mengajukan gugatan perdata terkait kasus ini, yang telah dimulai sejak Agustus 2023.

Kerugian Besar dan Penutupan Kasus
Selama periode 2010 hingga 2020, Hin Leong mengalami kerugian besar sekitar US$ 808 juta dari perdagangan berjangka dan swap. Dugaan penyembunyian kerugian tersebut muncul ketika perusahaan tersebut diketahui melebih-lebihkan laba hingga US$ 2,1 miliar dalam periode yang sama.

Penyembunyian kerugian besar ini menyebabkan keluarga Lim menggambarkan Hin Leong Trading sebagai perusahaan yang menguntungkan, padahal sebenarnya berada di ambang kebangkrutan.

Tindak Pidana dan Hukuman Ok Lim
Ok Lim sendiri divonis bersalah pada Mei 2024 dalam persidangan pidana terpisah atas tuduhan penipuan dan konspirasi dalam pemalsuan dokumen. Pada bulan lalu, ia dijatuhi hukuman penjara selama 17 setengah tahun. Pengacara Ok Lim menyatakan bahwa mereka akan mengajukan banding terhadap keputusan tersebut.

Dengan keputusan kebangkrutan ini, keluarga Lim menghadapi masa depan yang penuh tantangan, sementara likuidasi Hin Leong Trading terus berlangsung untuk menyelesaikan utang perusahaan yang sudah lama tidak terbayar. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan